Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Tipe Manusia Terkenal di Bumi dan Langit

2 September 2020   09:29 Diperbarui: 2 September 2020   09:28 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, kita melihat banyak sekali orang yang mulutnya gampang menghujat. Lisannya mudah mengupat, dan jemarinya begitu gemar menelurkan karya cacian,ejekan dan hinaan. Seolah-olah, yang berkata, yang mengupat, menghina dan yang mengetik itu lebih baik dari yang dihina,dicaci dan diupat.

Baru punya ide dan gagasan becak masuk tol (misalnya), dicaci. Baru punya ide mobil terbang, dihina. Punya gagasan Kartu cerdas, kartu sakti, kartu pra hidup (mungkin), di hina dan di caci. Punya niat baik membantu pulsa selama belajar online, diremehkan, dianggap kurang kreatif dan lain sebagainya. 

Padahal jangan-jangan, yang mencaci, yang menghina dan yang mengumpat itu, ikut menikmati dan merasakan apa yang diprogramkan itu. Tetapi bersembunyi dengan lincah sembari terus menikmati manfaat-manfaat itu. Bukan kah itu termasuk orang munafik (mungkin)?

Stop dulu! Menuduh orang munafik pun tidak baik, jangan-jangan kita malah yang termasuk munafik? Stop! jangan berasumsi dulu. Merasa boleh, menghakimi jangan. Baik merasa itu baik, merasa baik itu jelek. (baca : Merasa baik).

Lalu bagaimana kita sebaiknya bersikap? Mempertanyakan boleh, mempersoalkan silakan, mengkritisi yang konstruktif dan solutif boleh, merendahkan dan segala macam turunannya jangan. Kita harus menyayangi sesama makhluk bumi agar penduduk langit akan sayang kepada kita, itu kata kuncinya. karena sejatinya kita sesama tamu di bumi ini, maka sesama tamu sudah pantas bin wajar untuk saling menyayangi dan menghormati.

Jika kita telisik lebih jauh, maka kita  akan mendapati 4 tipe makhluk bumi dari sisi ingin menjadikan dirinya terkenal di dunia ini dan keterkaitannya dengan keterkenalannya di langit. Mari kita lihat tipenya satu persatu.

1. Terkenal di Bumi, Tak Terkenal di Langit

Prestasi tentu bisa dilihat dari dua aspek. Aspek duniawi dan aspek ukhrawi. Tipe pertama adalah orang yang terkenal di dunia. Selebritas di dunia, tokoh besar di dunia, dipuja dimana-mana, dipuji disana-sini, tetapi semua yang dilakukannya berunsur riya, tidak ikhlas, hubungan langitnya buruk, ibadahnya tidak ada, akhlaknya buruk tanpa diketahui orang lain, dibelakang orang dia menghina orang lain, tanpa sepengetahuan orang, dia memakai obat terlarang dan lain sebagainya.

Sungguh malang nasib orang seperti ini. Dia disanjung di dunia, tetapi justru penduduk langit "enek" mendengar namanya. Paling hebat, namanya akan dikenang sepanjang usianya hidup. Kalau dia hidup 60 tahun, maka hanya sebatas itu lah namanya diingat orang. Setelah meninggal, 1 minggu, 1 bulan, dan 1 tahun kemudian, semuanya kembali normal dan orang-orang sudah pasti melupakannya.

Tipe pertama ini tentu tidak kita harapkan dan semoga kita terhindar dari pribadi seperti ini.

2. Tak Terkenal di Bumi, Terkenal di Langit

Salah satu contoh manusia yang seperti ini yang sudah kita kenal dari sejarah adalah Uwais Al-Qarni. Bagaimana akhlaknya kepada ibundanya. Bahkan dia mampu membopong ibundanya ketika menjalankan ibadah haji hingga selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun