Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Doktor" Marcus Rashford, Berbakat di Lapangan, Memikat di Kehidupan

2 September 2020   06:34 Diperbarui: 2 September 2020   06:46 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Doktor" Rashford berperan untuk Bangsanya (sumber:bola.com)

Nama Marcus Rashford mungkin masih terlalu prematur jika dibandingkan dengan dua sosok gladiator sepakbola dalam satu dekade terakhir yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Bicara tentang kualitas, mungkin Rashford akan bisa mencapai puncaknya dalam beberapa tahun kedepan karena usianya masih 22 tahun saat ini, dan juga tidak mustahil kalau Rashford akan mengikuti jejak seniornya di United, Ronaldo untuk merasakan menjadi pemain terbaik dunia suatu hari nanti.

Tetapi sepakbola tidak melulu soal penghargaan individu dan kemenangan tim. Sepakbola dalam skup yang lebih luas bisa mencakup ke banyak hal sosial karena dicintai lebih dari separuh penduduk bumi ini. Nah, dalam hal ini Rashford mungkin mengungguli Ronaldo dan Messi.

Beberapa waktu lalu, Rashford membuat heboh seantero Inggris setelah memanfaatkan kebintangannya untuk memaksa Pemerintah Inggris untuk memberikan kupon makan kepada 1,3 juta anak yang kurang mampu di tengah libur sekolah akibat pandemi.

Padahal, bantuan ini akan ditarik oleh Pemerintah Inggris, namun Rashford berjuang dan berkampanye di Media sosialnya yang akhirnya membuat pemerintah Inggris kembali memberikan bantuan itu.

Atas prestasinya yang luar biasa itu, Rashford bahkan dianugrahi gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Manchester. Hebatnya, Penyerang United dan Timnas Inggris itu kini bersanding dengan 2 Legenda MU yang punya penghargaan serupa yaitu Sir Bobby Charlton dan Sir Alex Ferguson.

Profesor Dame Nancy Rothwell dari Universitas Manchester bahkan memuji-muji Rashford dan mengatakan kalau dia berhasil menggunakan sepakbola untuk kebaikan seluruh negeri.

Kini, Rashford bahkan menyuarakan lebih lantang tentang pentingnya memerangi kemiskinan. Dia mengajak para industri makanan raksasa untuk bersama-sama mendesak pemerintah Inggris untuk mengentaskan kemiskinan anak terkait akses pangan.

Rashford menyuarakan 3 desakan dalam suratnya yang ditujukan ke Parlemen Inggris. Satu, Rashford meminta pemerintah Inggris memperbanyak makanan sekolah gratis untuk setiap anak dari rumah tangga dengan sistem kredit universal.

Kedua, ia ingin pemerintah juga memperluas penyediaan makanan selama liburan untuk semua anak, dengan makanan gratis. Ketiga, ia meminta nilai voucher yang sebelumnya diberikan 3,10 pound ditambah menjadi 4,25 pound per pekan, serta dikembangkan ke mereka yang punya kredit universal atau setingkatnya.

Perjuangan Rashford untuk dapat mengentaskan kemiskinan khususnya untuk mendapatkan akses makanan yang layak dan mencukupi untuk anak-anak miskin tentu sangat layak lebih dari sekadar diapresiasi. Pemerintah Inggris tentu akan mencermati permintaan Rashford ini yang kali ini datang dengan predikat doktor kehormatan di pundaknya. Tentu menarik kita tunggu langkah yang diambil pemerintah setelah mendengar permintaan Rashford ini.

Lalu bagaimana dengan kita di Indonesia? apakah ada pendapat atau ide dari tokoh-tokoh atau masyarakat biasa yang sudah didengarkan oleh pemerintah dan dijalankan untuk kesejahteraan rakyat? 

Ataukah justru setiap ide akan ditekan sebelum muncul ke permukaan sehingga hanya mendengarkan ide elit dan menjalankan pikiran mereka yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan rakyat? atau malah justru tokoh-tokoh, olahragawan, seniman dan masyarakat biasa yang ada memang tidak mau lagi melontarkan ide dan sebagainya karena sudah ketakutan duluan terjerat undang-undang yang beragam?

Entah lah. Kita perlu merenunginya bersama. Jika Rasford bisa "memaksa" pemerintah untuk melakukan idenya, maka mungkin seharusnya di tempat atau Negara lain pun demikian. Tetapi Entahlah, mungkin rumput yang bergoyang bisa memberi kita jawaban.

Semoga bermanfaat. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun