Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi: Kita Semakin Tua

24 Agustus 2020   14:40 Diperbarui: 24 Agustus 2020   14:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : kita semakin tua (sumber:hallosehat.com)

Suatu sore, saya duduk bersama beberapa teman di sebuah tempat nongkrong yang agak terbuka. Karena kami duduk di luar (outdoor), maka lalu lalang orang bisa kami nikmati begitu juga dengan segenap kebisingannya.

Belum lama kami duduk, datang beberapa orang pengamen cilik yang mulai menyanyikan lagu-lagu populer saat ini. Mulai dari lagu pop hingga dangdut cukup fasih mereka nyanyikan. Kami cukup menikmati apa yang para seniman itu nyanyikan hingga tibalah saat yang ditunggu-tunggu tiba yaitu memberikan "imbalan" atas jasa mereka yang sudah menghibur para penontonnya.

setelah berkeliling, si Penyanyi cilik tadi akhirnya singgah di meja kami dan tentu saja kami sudah menyiapkan "imbalan" atas jasa mereka yang menurut saya cukup baik untuk anak seusia mereka.

"Terima kasih, Om..!" 

Kata salah seorang penyanyi cilik ke teman saya yang duduk dimeja paling ujung sambil berlalu.

Teman saya tadi tiba-tiba mendadak diam dan memanggil kembali anak terakhir yang mengucapkan terima kasih itu.

Kami tentu bertanya-tanya, apa yang mau dilakukannya?

"Dik, Tolong panggil saya dengan Abang ya, bukan Om..!"

Teman saya mendadak mengkoreksi penyanyi cilik tadi.

Kami mendadak tertawa mendengar sikap teman kami ke anak kecil itu. 

Pesanan kami pun datang dan kami mulai menikmatinya. 

*****

Banyak dari kita yang masih merasa terus muda. Padahal kita lupa, kalau kelahiran 90-an, sekarang ini sudah dianggap tua, apalagi yang kelahiran 80-an. Penyanyi cilik tadi wajar saja memanggil teman saya atau kami dengan sebutan Om, karena baginya (mungkin), untuk seusia kami memang layak dipanggil dengan Om.

Apakah ada yang salah dengan panggilan anak itu? kalau saya lebih memilih untuk merenung dan introspeksi kalau kita ternyata sudah mulai menua, bagaimanapun kita berusaha menyembunyikannya.

Ada orang yang berusaha melakukan operasi agar terlhat muda, silakan saja. Ada lagi orang yang berusaha melakukan olahraga rutin terus agar tetap dibilang muda dan cantik, silakan saja. Ada orang yang seumur hidupnya tidak pernah makan nasi agar tetap menjaga tubuh langsing dan sehat (menurutnya), silakan saja. 

Apapun usaha yang dilakukan oleh setiap orang untuk tetap membuatnya cantik,cakep,tampan dan seterusnys, silakan saja. Tetapi tetap harus kita ingat,kalau : 

"waktu bergeser,masa berputar, usia bertambah tua sekaligus berkurang setiap hari"

Ketentuan itu tidak bisa diubah dan tetap akan seperti itu selamanya hingga akhir kehidupan manusia.

***

Di lain waktu saya menghadiri acara akikahan keluarga dan betapa terkejutnya saya kalau ternyata sudah dipanggil dengan sebutan "Kakek" saat itu. Dan setelah saya telaah dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ternyata panggilan itu memang benar adanya. Anak yang lahir itu adalah cucu dari sepupu kandung saya (karena orang tua saya anak paling kecil jadi sepupu saya sudah ada yang punya cucu), dan dengan kata lain gelar "kakek muda" sudah disematkan ke saya. Bahkan yang lebih parah lagi, adik saya yang jauh lebih muda dari saya juga mendapat gelar "nenek", sebuah panggilan yang mungkin tidak diinginkannya saat ini.

Tetapi apa daya, itu terjadi. Dan seharusnya justru semakin menyadarkan kita kalau suka atau tidak, kita memang sudah semakin tua dari hari ke hari. Tugas kita bukan untuk menyesalinya apalagi menolaknya. tetapi yang bisa kita lakukan adalah : 

1. Mensyukurinya

Kenapa harus disyukuri? karena tidak semua orang bisa mendapat kesempatan menjadi nenek muda atau kakek muda. Syukurilah nikmat itu, maka akan bertambah nikmat-nikmat selanjutnya.

2. Merenunginya

Waktu kita pastinya semakin sedikit di dunia ini, Lalu, masih mau kah kita melakukan kesalahan (yang direncanakan), menyebarkan hoaks,menyakiti hati orang dan hal buruk lainnya? Bukankah lebih baik kita merenungi sudah sampai mana millestone perbuatan baik dalam hidup ini yang kita lakukan? Hal ini adalah langkah bijak untuk menyikapi perubahan usia kita.

3. Menjadikan Pelajaran untuk Lebih Baik

Setelah disyukuri dan direnungi, maka langkah selanjutnya adalah kita harus berkomitmen untuk lebih baik ke depan. Waktu yang ada tersisa kedepan mari kita manfaatkan untuk menyebar kebaikan semampu kita dan melakukan hal-hal baik lainnya.

Ini bukan tentang semangat, tetapi ini tentang usia yang terus bertambah, baik kita suka atau tidak. Kalau ada yang beranggapan "biarkan saja tua, yang pentingkan semangatnya muda", silakan saja. Tetapi tolong pastikan selalu membawa minyak angin selain membawa minyak wangi di tas Anda, siapa tahu itu akan berguna.

Lalu, jika kita berkomitmen merefleksikan perubahan usia kita ini dengan 3 hal diatas dan dilakukan serentak oleh seluruh elemen bangsa, maka momentum Tahun Baru Islam 2020 dan HUT 75 RI yang di bulan ini kita rayakan, akan menjadikan kita pribadi yang lebih baik kedepan dalam segala aspek kehidupan kita. Yakin dan Percayai itu !

Semoga bermanfaat dan selamat menjadi pribadi yang baru.

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi "The New You"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun