Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jika Kemarin adalah Kini

19 Agustus 2020   23:01 Diperbarui: 19 Agustus 2020   23:05 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Jika kemarin adalah kini (sumber:islampos.com)

Jika kemarin adalah kini, kan ku kecup mesra kening mu...

Ku peluk erat ragamu, ku basuh lekat jiwamu...

Jika kemarin adalah kini, kan ku elus sayang rambutmu...

Ku dengar lagi candamu dan ku minta lagi kasihmu...

            Jika kemarin adalah kini, kan ku tunggu hadirmu,

            Ku harap terus kasih mu dan ku minta lagi cintamu

            Jika kemarin adalah kini, mustahil kutolak pintamu,

            Pantang ku bantah kalimatmu dan ku enggani rengekmu

Oh Ibu, tetapi kemarin ternyata bukan lah kini,

Kemarin telah usang dan kini masih menantang,

Ragamu telah pergi meski cintamu takkan mati,

Fisikmu mungkin fana tetapi cintamu abadi selamanya,

            Oh Ibu, kemarin tak kan mungkin terulang,

            Hilangnya waktu tak kan mungkin ku lawan,

            Besarnya cintamu tetap akan ku kenang,       

Karena yang ku punya hari ini memang tinggal kenangan,

           

Oh Ibu ku tercinta, Terima kasih telah menjadi kenangan terindah,

Ragamu mungkin hilang, fisikmu mungkin menjadi tulang,

Tetapi doa ku akan terus ku ulang, ayat-ayat cintaku padamu tak kan pernah hilang,

Itu janji ku pada mu wahai Sang Penggores Kenangan,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun