Katakanlah suatu hari tetangga kita menghidupkan musik dengan sangat keras hingga mengganggu kita dirumah. Apa reaksi Anda? Lalu menurut Anda apa yang dipikirkan tetangga Anda itu?
Bisa jadi tetangga Anda berpikir :Â
"Suka-suka saya dong, radio-radio saya, lagu-lagu saya, belinya pakai uang saya dan saya mendengar di rumah saya sendiri, apa urusannya orang lain mau marah..?" ini mungkin pikiran tetangga Anda.
Lalu pikiran Anda lain lagi.
"Ini telinga-telinga saya, rumah-rumah saya, belinya pakai uang saya, kenapa suara musik dia masuk ke dalam rumah saya..?"
Dan kalau kejadian ini dibiarkan terus menerus, maka dua tetangga ini pasti berpotensi untuk bertengkar. Dan siapa yang salah..? Keduanya benar! tentu saja menurut pendapatnya masing-masing.
Dan realita ini dengan situasi dan mungkin kasus yang berbeda sering sekali terjadi dikehidupan kita.
*****
Memaknai Kebebasan
Ada ungkapan Arab yang saya sangat suka tentang kebebasan
"Hurriyyatul Mar i Mahduudun Bihurriyyati Ghairihi"
yang artinya adalah : Kebebasan seseorang terbatas dengan kebebasan orang lain.
Tetangga yang memutar musik keras tadi bebas untuk memutar musiknya sesuka yang dia mau dan ini disebut kebebasan. Tetapi, ketika musik itu sudah menggangu tetangga lain, artinya sudah mengganggu kebebasan orang lain, maka hal ini harus dihentikan, karena dia bukan lagi masuk kedalam kebebasan tetapi sudah Kebablasan.
Lalu pertanyaannya, di dalam hal apa saja kita bebas melakukan sesuatu? Konsep dasarnya boleh beranjak dari pepatah arab tadi. Tetapi minimal ada beberapa aspek yang sangat penting.
1. Kebebasan Bicara Yes | Kebablasan Bicara No
Bicara dan menyampaikan pendapat memang dijamin oleh undang-undang. Tetapi ingat konsep pepatah arab tadi, ketika bicara kita sudah menyakiti orang lain , ketika bicara kita sudah menghina orang lain, sudah masuk ke ranah orang lain yang tidak seharusnya kita masuki, maka kebebasan itu sudah berubah menjadi kebablasan, dan pada saat itu kita sudah melakukan suatu kesalahan.
Singkatnya, silakan bicara apa saja di media apa saja, tetapi ingat selalu pepatah arab tadi, jangan pernah melewati rambu-rambu itu maka kita akan terus bebas dan tidak bablas.
2. Kebebasan Berkarya Yes | Kebablasan Berkarya No
Silakan membuat video dan konten-konten menarik untuk viral dan seterusnya. Tetapi ketika konten yang Anda buat sudah meresahkan orang lain seperti Prank Pemberian Daging Kurban diganti menjadi sampah dan sebagainya, maka apapun alasannya untuk hal ini, maka perlu dihindari karena ini bukan kebebasan berkarya, tetapi sudah masuk kebablasan dalam berkarya.
Ingat, seringkali kebablasan bisa berujung dengan jalur hukum. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi, untuk itu selalulah bebas berkarya, tidak perlu bablas berkarya.
3. Kebebasan Moral Yes | Kebablasan Moral No
Ketika kebaikan dipertontonkan, maka hal itu tentu saja bebas untuk dilakukan. Tetapi ketika korupsi sudah dipertontonkan sedemikian rupa, dan oknum yang melakukan korupsi itu terlihat santai dan biasa saja tanpa terlihat merasa bersalah atau malu, sesungguhnya hal itu sudah menjadi kebablasan dalam hal moral.
Ketika keburukan sudah "dianggap" biasa saja dan terus-menerus ditemukan kasus yang sama,maka sesungguhnya sudah terjadi kebablasan moral yang apabila dipertontonkan terus-menerus, bisa membangun stigma negatif di mata generasi kita saat ini dan penerus kita kedepan.
Momentum HUT 75 RIÂ perlu kita jadikan renungan dan introspeksi diri sendiri tanpa menunjuk orang lain, sudahkah kita melakukan kebebasan sesuai porsinya dalam segala aspek kehidupan ini (termasuk selain 3 hal diatas), ataukah kita justru selama ini banyak melakukan hal-hal yang ternyata bukan termasuk kebebasan tetapi ternyata kebablasan..? Silakan setiap kita merenung.
Selamat HUT 75 RI, Jayalah Negeri, Majulah Bangsaku!
Semoga bermanfaat dan selamat menjadi pribadi yang baru.
Be The New You
TauRa
Rabbani Motivator
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H