Pupus sudah asa Manchester United untuk meraih gelar musim ini. Liga Europa sebagai satu-satunya peluang United mendapatkan gelar harus berakhir ditangan Sevilla, wakil Spanyol di Liga Europa. Sevilla yang dikenal sebagai raja Liga Europa karena pernah menjuarainya selama 3 tahun berturut-turut, lagi-lagi menunjukkan kelasnya sebagai spesialis Liga Europa.
Meski sempat unggul melalui Penalti Bruno Fernandes, Sevilla berhasil comeback dan mencetak 2 gol melalui Suso dan Luuk de Jong, hingga akhirnya berhasil menyegel tempat di partai puncak Liga Europa musim ini.
United sejatinya tidaklah bermain buruk, situs whoscoreed mencatat MU mampu melepaskan sebanyak 20 tembakan dan 7 diantaranya mengarah ke gawang dan hanya berbuah 1 gol, itupun melalui penalti. Sedangkan Sevilla hanya punya 3 tembakan tepat sasaran dan berhasil membuat 2 gol. Efektivitas adalah pembeda keduanya.
Dengan agresivitas yang ditampilkan MU, jika ada satu nama yang cukup menonjol dan sibuk selama pertandingan, maka dia adalah Yassine Bounou, Kiper Sevilla. Mari kita mengenal sekilas siapa dia yang berhasil mengubur mimpi United menjadi juara Liga Europa.
Lahir di Quebec, Berkewarganegaraan Maroko
Yassine lahir di Quebec, negara bagian di Kanada pada 5 April 1991 (29 tahun) dan merupakan warga negara Maroko. Dia pindah ke Maroko di usia yang masih sangat kecil hingga bisa menjadi warga negara di sana
Memulai Karir di Wydad Casablanca
Yassine memulai karir profesionalnya di klub Wydad Casablanca, salah satu Klub di Maroko pada tahun 2011 setelah dipromosikan ke tim utama satu tahun sebelumnya. Dia tidak bertahan lama di klub itu karena mulai dilirik tim dari La Liga.
Bergabung dengan Atletico Madrid
Atletico tertarik meminangnya dan Yassine setuju untuk pindah pada tahun 2012 dan awalnya hanya ditugaskan untuk bermain di tim cadangan Atletico di Segunda Division. Ia menjalani nya dengan tekat dan keyakinan yang tinggi. Pada tahun 2013, karena permainan yang cukup konsisten, ia mendapatkan kontrak baru dari Atletico.
Promosi ke Tim Utama Atletico
Dengan kesabaran yang tinggi, pada tahun 2014, dia mendapat "keberuntungan" setelah hengkangnya Thibaut Courtois dan Daniel Aranzubia, dia masuk ke tim utama Atletico dan membuat debutnya pada laga persahabatan melawan Numancia.
Dipinjamkan ke Real Zaragoza
Dianggap belum memuaskan, di akhir musim 2014, dia dipinjamkan atletico ke Real Zaragoza yang saat itu bermain di segunda division dan membuat 16 penampilan disana.
Dijual ke Girona dan Dipinjam Sevilla
Karena Atletico merasa dia akan kesulitan bersaing di Atletico, mereka akhirnya resmi melepasnya ke Girona dan mendapat kontrak 2 tahun disana. Nasib naas yang dialami Girona yang harus degradasi di tahun 2019, membuatnya setuju untuk pindah ke Sevilla sebagai pemain pinjaman hingga saat ini.