Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asa Korban PHK di Ulang Tahun Indonesia

16 Agustus 2020   22:20 Diperbarui: 16 Agustus 2020   22:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andi (bukan nama sebenarnya),mendadak rumahnya gelap tiba-tiba. Dika, teman dan juga sahabatnya yang berjarak beberapa belas rumah melihat dari kejauhan kenapa rumah Andi mati di malam hari? padahal semua rumah menyala. Dika penasaran dan menelepon Andi untuk menanyakan apa yang terjadi dan apakah semua baik-baik saja.

Dengan bahasa setengah gagap, Andi menjawab kalau token listriknya habis dan dia sama sekali tidak punya uang lagi untuk membeli token. Dika segera membantu membelikan token listrik dan listrik rumah Andi pun menyala kembali.

Andi lalu bercerita kalau dia sudah 3 bulan lalu di PHK dan uang yang dia punya perlahan sudah habis hingga akhirnya malam ini adalah puncaknya. Andi sambil sesekali seperti mengusap air mata menceritakan hal ini ke sahabatnya Dika, karena dia tidak ingin ada orang lain yang tahu tentang kesulitannya, termasuk Dika.

Dika yang juga hanya karyawan rendahan sangat paham kondisi Andi dan menyemangatinya untuk melalui situasi yang tidak mudah ini.

***

Andi bisa jadi adalah 1 dari jutaan orang yang hari ini sudah dirumahkan oleh perusahaannya masing-masing. Apakah Andi dan keluarganya menderita? sudah tentu. Apakah ada yang bisa dilakukan Andi untuk mengubah situasinya menjadi lebih baik? Mungkin tidak sesederhana itu. Andi hanyalah tipe pekerja biasa yang mungkin tidak punya kreativitas tinggi dan modal uang yang cukup untuk memulai ini dan itu seperti orang lain.

Bagaimana kalau pertanyaannya kita balik? dimana posisi kehadiran Negara untuk orang seperti Andi dan jutaan Andi-andi lainnya? tentu itu adalah suara jeritan hati Andi yang mempertanyakan dimana Negara disaat dia sedang sangat tidak berdaya seperti ini.

Dika lalu bertanya lagi, apa harapan Andi yang lain di hari Ulang Tahun Indonesia yang akan jatuh sebentar lagi. Harapan Andi tidak banyak, dan mungkin harapan ini mewakili harapan jutaan manusia Indonesia lain yang mungkin mengalami hal seperti Andi atau bahkan lebih buruk.

1. Bisa Makan dan Sekolah Anak

Ini adalah asa pertama seorang Andi. Dia dan keluarganya bisa makan dan melanjutkan hidup dan bisa membayar uang sekolah anaknya. Jika pemerintah membuat program dengan kartu pra-kerjanya, tentu itu bagus. Tetapi apakah itu bisa mencukupi biaya makan dan sekolah Anak Andi? Entahlah. 

Yang lebih menariknya lagi, disaat semua anak sekolah harus belajar dari rumah, darimana lagi Andi harus mencari uang pulsa untuk kuota? sedangkan untuk makan saja Andi sudah tidak sanggup lagi. Okelah rencananya akan diberikan pulsa, kemana pulsa itu akan diletakkan karena HP Andi saja sudah dijual?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun