Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Urgensi "Reshuffle Mindset" di Atas Reshuffle Kabinet

22 Juli 2020   10:47 Diperbarui: 22 Juli 2020   10:58 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabinet Presiden Jokowi 2019-2024 | tirto.id

Nah, mindset itu harus dibuang total dan diganti dengan Can Do, yaitu Selalu melihat adanya solusi dan jalan keluar dalam setiap keadaan selama kita meyakini ada solusi dan mau mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. 

Mental Can Do adalah mental yang wajib dimiliki oleh siapapun terlebih ditengah situasi sekarang ini. Mental Can Do juga akan terefleksi dari semangat untuk menjalani hidup dan berjuang dengan segenap kemampuan yang ada.

2. "Reshuffle Mindset" Individualis menjadi Kolaboratif

Seperti kalimat dari Michael Jordan yang sangat terkenal itu:

"Dengan kemampuan individu, Anda bisa memenangkan sebuah pertandingan, tetapi dengan kerja sama tim, Anda bisa memenangkan sebuah kejuaraan."

Pada tatanan hidup mikro, sukses di pekerjaan, memang mungkin bisa dikejar dengan cara individualis, tetapi percaya lah, itu tidak akan langgeng dan cenderung tidak akan menjadi besar. 

Apalagi dalam skala makro, skala negara, maka kolaborasi dengan segala unsur elemen untuk mensukseskan kehidupan bangsa adalah suatu keniscayaan. 

Bangsa ini terlalu besar untuk di urus oleh individu. Tetapi akan terasa mampu dilakukan jika dikelola dengan kolaborasi antar berbagai pihak dengan berbagai macam kemampuan. Mindset ini yang harus ditanamkan oleh setiap kita sebagai bangsa indonesia.

3. "Reshuffle Mindset" Ilmu Kebatinan menjadi Komunikatif

Masalah sering muncul ketika semua orang menggunakan "ilmu kebatinan" dalam memahami maksud dan tujuan orang lain. Ketika si A mengeluarkan pikiran begini, maka belum sempat melakukan klarifikasi dan diskusi lebih lanjut, maka si B sudah terlanjur "menebak" kalau yang dimaksud oleh si A adalah ini. Sehingga sering kali muncul "azas praduga bersalah" atau sudah menghakimi orang lain dan berkoar-koar disana sini sebelum memahami duduk persoalan yang sebenarnya. 

Kita harus mengubah mindset kita menjadi lebih komunikatif dalam setiap aspek kehidupan, sehingga tidak mudah menyalahkan dan tidak mudah salah dalam bersikap dan bertindak. Salah adalah hal yang wajar, tetapi menyalahkan tanpa mengetahui persoalan yang sebenarnya dan tanpa berkomunikasi adalah hal yang perlu dihindari.

4. "Reshuffle Mindset" Duniawi menjadi Rabbani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun