Justru sebaliknya, orang seperti ini butuh untuk tetap dikasihani dan disayangi. Ingat, kita tidak berhak untuk menghakimi baik buruknya seseorang, hanya Allah yang berhak melakukannya. Bisa saja karena lingkungan yang tetap baik kepadanya, maka ketika dia kembali kaya suatu hari nanti, dia akan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Orang seperti ini tidak jarang menjadi stres, tertekan bahkan sering melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Untuk itu, sebaiknya kita mendampinginya dan tetap menyayanginya. Apakah mudah menjadi pribadi yang "baik" begini? Mudah kalau kita ikhlas. Tapi akan menjadi sulit kalau memang di hati kita masih ada sifat SMS (suka melihat orang susah dan susah melihat orang senang).
Jadi, coba kita cek hati kita masing-masing, adakah sifat SMS di hati kita?
3. Orang yang Berilmu Namun Dipermainkan Orang Bodoh
Allah itu mengangkat derajat orang yang berilmu beberapa derajat. Begitu hebatnya kedudukan orang yang berilmu di mata Tuhan. Namun, jika kita bertemu dengan orang yang punya ilmu, namun karena satu dan lain hal dia harus berada di bawah "arahan" orang yang bodoh dan tidak berilmu, maka orang yang seperti ini harus kita sayangi dan kasihi, dan tentu saja harus diingatkan jika kita punya akses kepadanya. Kalau tidak punya, mari kita doakan agar dia bisa terlepas dari hal yang tidak nyaman itu.
Ilmu sejatinya akan membimbing kita ke jalan yang benar. Tapi jika ilmu yang kita miliki itu justru "dikontrol" oleh orang lain, apalagi orang yang tidak berilmu, maka suatu kesengsaraanlah bagi yang punya ilmu itu.
Kita wajib menyadarkan orang yang begini. Atau sekurang-kurangnya, mari kita doakan agar dia bisa keluar dari belenggu yang tidak nyaman bagi ilmu dan hidupnya.
***
Akhirnya, sebuah renungan ini perlu kita camkan baik-baik. Kita tidak pernah tahu seperti apa hidup kita akan berakhir.
Hari ini kita pemimpin, bisa saja besok pada saat meninggal kita menjadi rakyat biasa yang tidak ada satu orang pun peduli pada kita.
Hari ini kita kaya, bisa saja besok ketika meninggal kita justru meninggalkan banyak hutang untuk keturunan kita.
Hari ini kita berilmu, bisa saja besok ketika meninggal kita justru masuk neraka karena salah memanfaatkan keilmuan kita.
Pada akhirnya, hidup ini yang paling penting adalah akhirnya. Bukan awal atau pertengahannya. Adalah lebih baik hidup dengan lembaran dan coretan kotor namun diakhiri dengan halaman putih bersih daripada dimulai dari halaman putih bersih dan diakhiri dengan coretan kotor.
Tapi idealnya adalah mulai lembaran hidup kita dengan bersih dan akhiri juga dengan bersih. Semoga kita menjadi pribadi yang demikian.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia dan sehat selalu
Be The New You