Mohon tunggu...
Taoel
Taoel Mohon Tunggu... Penulis - Wiraswasta

Tulisan Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Terbentur, Terbentur, Terbentur, dan Terluka"

15 Oktober 2020   20:12 Diperbarui: 15 Oktober 2020   20:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : bramardianto.com

Berpikir jauh lebih dalam  dengan kata terbentuk dan berakhir terluka. Memaknai dua kata tersebut  sejatinya tidak perlu dipungkiri bahwa  segala sesuatu  entah apapun itu perlu adanya goresan dan gesekan dua hal yang membuat  cara pandang, pola pikir dan daya tahan  tubuh menjadi terbiasa dengan keadaan. Rasa sakit benturan yang dialami tentu menimbulkan luka perih yang mampu mengedipkan penglihatan. 

Rasa sakit  membuat mati rasa dan level menikmati hidup turun secara perlahan. Tingkatan kenikmatan, kenyamanan yang awalnya dalam keadaan  stabil bahkan memuncak secara perlahan terbelah oleh rasa luka yang kian membara. 

Poin utama dari dua kata tersebut adalah ketika manusia secara perlahan dan menikmati rasa sakit yang terus menerus menyebabkan manusia tersebut terbiasa dengan keadaan yang ada. 

Tingkatan rasa nikmat dan kenyamanan mulai terkalahkan  dengan rasa takut dan rasa perih keadaan yang dilaluinya. Rasa luka, sakit,takut dan perih akan berakhir dengan lahirnya mental baja yang tidak akan takut untuk menghadapi segala kondisi yang menekan kehidupan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun