Mohon tunggu...
Takhul Bakhtiar
Takhul Bakhtiar Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Tulisan Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Pamrih Mencintaimu

4 Agustus 2020   15:01 Diperbarui: 4 Agustus 2020   16:28 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : idntimes.com

Harmoni sudut kota yang tidak menyudutkanku 

Membuka luas cakrawala yang tak bertepi

Kedipan lentera kota yang berwarna

Menerangi tapak kaki yang terus berpijak

Seketika terdiam hening

Lamunan batin yang mematahkan pikiran

Tentang Ramayana yang bergelut dengan cinta

Cinta tanpa meminta dicinta

Segala hal dilalui asal Dewi Shinta tak sedih hati

Walau bahagiamu bukan karenaku

Tak mengapa walau terus menerus terluka

Tak mengapa selagi aku mencintainya dalam diam

Diam di dalam diam untuk mencinta

Aku Pamrih Mencintaimu

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun