Mohon tunggu...
deddy Febrianto Holo
deddy Febrianto Holo Mohon Tunggu... Relawan - Semangat baru

Rasa memiliki adalah perlindungan alam yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mendorong Keadilan Gender dalam Merespon Perubahan Iklim

24 Agustus 2022   20:53 Diperbarui: 25 Agustus 2022   15:30 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perubahan iklim. (sumber: Shutterstock via kompas.com) 

Stephen Hawking seorang ilmuan genius pernah menyebut ada misteri terbesar alam semesta yang belum ia pahami, yakini wanita. 

Dari penjelasan ini kita dapat berasumsi bahwa sebenarnya banyak misteri dan potensi yang dimiliki perempuan dalam menjawab persoalan perubahan iklim di era industrialisasi.

Penempatan posisi perempuan haruslah ditempatkan pada porsi yang tepat dalam menjawab krisis iklim global. Berbagai teori dan pandangan terkait peran perempuan dalam perubahan iklim tidak banyak dibicarakan dalam forum formal. 

Apa lagi sistem patriarki yang masih mengakar  hingga saat ini membuat sebagian perempuan tidak banyak mengambil peran dalam penyelamatan lingkungan. 

Inilah mengapa tantangan terbesar dalam mewujudkan keadilan iklim masih berjalan "pincang", artinya kita belum benar-benar memposisikan peran dan kebutuhan perempuan dalam isu perubahan iklim.

Oleh karena itu, di tengah krisis iklim global. Pandangan tentang alam dan perempuan memiliki persoalan yang sama. Keduanya seringkali dipinggirkan dengan alasan pembangunan dan kesejahteraan (palsu). 

Alam terus  dieksploitasi, sementara perempuan cenderung tidak dilibatkan dalam urusan penyelamatan lingkungkan dan parahnya mereka paling merasakan dampak kerusakan. 

Pandangan patriarki terlalu mendominasi tugas dan fungsi perempuan hanya sebatas pada urusan "dapur". Pemahaman ini masih terus berjalan hingga saat ini dan tidak dipungkuri ketika lingkungan rusak perempuan lah yang paling merasakan dampaknya.

Praktek penyelamatan lingkungan yang dilakukan oleh kaum perempuan hari ini telah menunjukkan kemampuan serta membongkar mental berpikir patriarki tentang posisi dan peran perempuan dalam sistem sosial-ekologis. 

Perempuan tidak dipandang lagi sebagai kelompok kelas dua, melainkan gerakan perempuan dalam kerangka sosial-ekologi telah menempatkan perempuan sebagai gerda terdepan dalam penyelamatan lingkungan. Tidak heran mengapa dewasa ini ekofeminisme terus digaungkan dalam dimensi kehidupan masa kini.

Perempuan telah diakui memiliki peran yang setara dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dalam kaitannya dengan perubahan iklim misalnya secara internasioanal UNFCC mengakui pentingnya kesetaraan pelibatan antara perempuan dan laki-laki, dalam kebijakan iklim yang responsive gender.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun