Mohon tunggu...
deddy Febrianto Holo
deddy Febrianto Holo Mohon Tunggu... Relawan - Semangat baru

Rasa memiliki adalah perlindungan alam yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Momentum Pemulihan Ekosistem Cendana di NTT

22 Juni 2022   12:26 Diperbarui: 22 Juni 2022   13:11 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi pembibitan cendana di kab. Sumba Timur-NTT | Dokumentasi pribadi


Cendana dalam gugusan jalur rempah.
Kupang menjadi salah satu Jalur Rempah karena keberadaan komoditas kayu cendana wangi (Santalum album), asam, dan kemiri. Cendana merupakan tumbuhan endemik atau asli  dari provinsi NTT yang disebut sebagai Nusa Cendana. 

MBJR kali ini pun memasukan NTT sebagai salah satu daerah yang akan dikunjungi. Hal ini berangkat dari beberapa catatan-catatn sejarah kejayaan cendana di masa lampau.  Berkaca pada sejarah pulau di gugusan Sunda Kecil itu, era lampau selalu dikunjungi bangsa Tiongkok, India, dan Eropa.

Cendana tergolong komoditas unggulan yang juga disebut emas hijau. Layaknya pala dan cengkih, kayu cendana juga menjadi tujuan bangsa-bangsa asing datang ke Tanah Air pada abad ke-14 dan turut membentuk simpul-simpul Jalur Rempah atau titik persinggahan perdagangan di Nusantara.

Dalam catatan buku saku MBJR, mencatat Cendana sebagai komoditas tersohor bahkan sebelum kedatangan bangsa asing. Para pedagang Jawa dan Melayu sudah memasarkannya sampai ke India untuk digunakan sebagai salep dan parfum. Pedagang Tiongkok pun secara periodik pergi ke Pulau Timor untuk mengambil barang berharga itu. 

Demikian juga bangsa Arab dan Eropa yang datang kemudian, turut mencari kayu cendana untuk bahan obat-obatan dan juga diperlukan dalam upacara kremasi.

WALHI NTT: Cara pandang terhadap cendana dan upaya pelestarian cendana

Kunjungan  KRI Dewaruci dalam kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 (MBJR) kali ini tentunya mempunyai basis historis yang panjang. 

Catatan-catatan kejayaan masa lalu dan beberapa kejayaan yang masih terjaga sampai saat ini menjadi pendorong pentingnya dilakukan kegiatan MBJR. Hal ini tentunya memiliki hal positif ketika Negara melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementenrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menaruh perhatian terhadap berbagai catatn kejayaan warisan Nusantara dan alam Indonesia.

Namun, WALHI NTT punya catatan tersendiri terkait beberapa ekosistem endemic NTT salah satunya cendana. Dalam sejarah cendana NTT, NTT pernah berjaya dengan komoditas cendana. Selama masa orde baru cendana menjadi penopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTT. Kayu cendana juga menjadi salah satu tujuan bangsa-bangsa asing datang ke Tanah Air pada abad ke-14. Sehingga, Pulau Timor yang merupakan bagian dari gugusan kepulauan Sunda Kecil turut membetuk simpul-simpul jalur rempah atau titik persinggahan perdagangan di Nusantara. (Selengkapnya baca di sini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun