Mohon tunggu...
Dwi Atmaja
Dwi Atmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi Sebagai Ilusi atau Realitas?

23 Februari 2024   18:07 Diperbarui: 23 Februari 2024   18:10 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sistem Demokrasi digemari sebagai sistem politik "SUPERIOR" oleh mayoritas masyarakat dunia. Dahulu, negara-negara berlomba-lomba menyebarkan ideologinya, dan kini, banyak negara telah menganut demokrasi. Dalam sistem ini, kekuatan untuk memerintah berada di tangan rakyat.

 Menurut Abraham Lincoln, sistem demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Proses pemilihan pemimpin negara merupakan momen penting bagi rakyat untuk menentukan masa depan bangsanya. Dalam sistem demokrasi, rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin yang akan membuat keputusan, menetapkan regulasi, dan merancang program bagi masyarakat.

 Sistem ini juga memberikan ruang bagi rakyat untuk mengemukakan pendapat dan menyalurkan kritik terhadap pemerintah. Hal ini bertujuan untuk membangun sistem pemerintahan yang lebih adil dan memperhatikan kebutuhan seluruh rakyat.

Pada UDHR (Universal Declaration of Human Rights) artikel 20, dikatakan bahwa terdapat 3 kebebasan pada masyarakat demokratis. Pertama adalah kebebasan berpendapat dan beragama yang berarti bahwa seluruh masyarakat yang berdemokratis dapat mengekspresikan pendapatnya mengenai apapun, berpikir mengenai apapun dan berhak memilih agama yang dipercayainya tanpa paksaan. 

Kedua adalah bebas berekspresi yang berarti bahwa masyarakat dapat mengeskpresikan pendapatnya dengan cara apapun seperti demonstrasi. Terakhir adalah kebebasan untuk berkumpul dan berserikat dengan damai. Hal Ini mengindikasikan bahwa masyarakat memiliki kesempatan untuk bertemu, berdialog, dan memperjuangkan kepentingan bersama tanpa hambatan. 

UDHR juga menegaskan hak masyarakat untuk hidup bebas dari ketakutan. Meskipun sistem ini tampak ideal karena memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat, namun dalam praktiknya, sistem ini rentan terhadap kekurangan dan penyalahgunaan oleh anggota masyarakatnya.

Demokrasi yang menyakiti orang lain?

Meskipun demokrasi memberikan kita kebebasan, terdapat beberapa tindakan yang tidak diatur di peraturan pemerintah seperti kebebasan berpendapat di media sosial. Berpendapat bahwa memberikan pendapat merupakan hal positif ketika dilakukan dengan maksud yang baik. 

Misalnya, memberikan pandangan dengan alasan yang kuat atau memberikan masukan yang konstruktif. Namun, bagaimana dengan kritik yang tidak pantas terhadap subjek tertentu? Ini bukan lagi dianggap sebagai "demokrasi", melainkan perilaku cyber-bullying. 

Meskipun sebagai anggota masyarakat demokratis kita memiliki kebebasan untuk berpendapat, namun itu tidak berarti kita dapat menghina pihak lain dan menyebabkan luka pada mereka. Tak hanya makian, kebebasan berpendapat membuat masyarakat bisa membuat berita-berita hoax yang dapat memecahbelah masyarakat. 

Berbeda dengan sistem komunis di mana informasi hanya berasal dari pihak berwenang seperti pemerintah, dalam negara demokratis, semua orang memiliki kebebasan untuk menyuarakan pendapat mereka, yang kadang-kadang dapat menghasilkan penyebaran informasi yang tidak akurat.

Tindakan lain yang sering terjadi oleh masyarakat adalah demonstrasi yang berakhir dengan kekacauan, seperti pembakaran ban atau kendaraan, penjarahan restoran dan toko. Tindakan-tindakan ini tidak dapat disebut sebagai upaya untuk menyampaikan pendapat, tetapi lebih sebagai perilaku sewenang-wenang dari masyarakat. Contoh nya Pada tahun 2020, terjadi demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah Indonesia untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja. Demonstrasi ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya dan menuntut perubahan kebijakan yang tidak pro-rakyat.

Memang, demokrasi dirancang untuk memberikan kebebasan kepada masyarakat, namun hal ini tidak berarti bahwa individu dapat mengambil kebebasan orang lain. Contoh dari Amerika, yang dianggap sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, dapat mencerminkan hal ini, terutama selama pandemi Covid-19. 

Banyak warga Amerika yang enggan menggunakan masker saat berada di tempat umum, memilih untuk melakukan perjalanan dan berkumpul dengan orang lain daripada menjaga jarak dan tinggal di rumah. Dalam salah satu video yang diunggah oleh warga Amerika (Youtube: Global News), individu yang bertanggung jawab menegaskan bahwa Amerika adalah negara demokratis dan mereka memiliki hak untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, termasuk tidak menggunakan masker. 

Sikap egois dari individu ini merugikan warga lain, terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis. Dengan tindakan ini, individu tersebut menyalahgunakan kebebasan yang mereka miliki dan merampas kebebasan individu lain, termasuk hak untuk hidup bebas dari ketakutan.

Sisi Negatif Negara Demokrasi

Salah satu manfaat dari menganut sistem demokrasi adalah adanya keadilan bagi semua anggota masyarakat, tetapi dalam praktiknya seringkali hal ini tidak terjadi. Dalam realitas kehidupan, sering kali terlihat bahwa banyak individu yang berasal dari kelompok minoritas tidak dapat sepenuhnya menyuarakan aspirasi mereka. 

Hal ini disebabkan oleh dominasi suara dari mayoritas dalam masyarakat yang dapat menyisihkan suara minoritas. Akibatnya, pemerintah hanya dapat menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan keinginan mayoritas yang terwakili, sementara aspirasi minoritas seringkali terabaikan. 

Contohnya adalah komunitas kulit hitam di Amerika. Mereka merupakan individu-individu yang sering kali didiskrimasikan oleh aparat keamanan. Sejak dahulu mereka selalu diperlakukan tidak adil oleh aparat kepolisian tetapi setiap mereka melakukan protes, tidak nampak usaha dari pemerintah untuk mengganti sistem di Amerika. 

Bahkan polisi yang menembak orang kulit hitam sering kali lolos dari hukuman. Semua ini disebabkan oleh adanya keistimewaan orang kulit putih di Amerika yang membuat suara orang kulit hitam tidak didengar.

Secara konseptual, sistem demokrasi dianggap sebagai sistem yang positif karena memberikan kekuasaan kepada rakyat, namun dalam praktiknya sering terjadi ketidakadilan di masyarakat. Meskipun ada kelebihan dalam memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka dan mengubahnya menjadi kebijakan baru, kenyataannya hanya suara mayoritas yang seringkali didengar (sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya). 

Selain ketidaksetaraan antara mayoritas dan minoritas, masyarakat juga cenderung menyalahgunakan hak-hak yang diperoleh dari sistem demokrasi. Mereka sering kali bertindak semena-mena tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain, seperti yang telah diperlihatkan dalam contoh-contoh sebelumnya, di mana mereka menggunakan hak mereka namun merampas hak milik orang lain juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun