Mohon tunggu...
Tauhidin Ananda
Tauhidin Ananda Mohon Tunggu... Administrasi - Hari ini mimpi jadi kenyataan

pegiat sosial, hobi jalan-jalan kuliner dan nonton bola

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dukungan Ikhwanul Muballighin Kibarkan Panji Jokowi-Airlangga

31 Juli 2018   20:07 Diperbarui: 31 Juli 2018   20:31 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) mendapat dukungan dari Ikhwanul Muballighin menjadi cawapres pendamping Presiden Jokowi maju dalam Pilpres 2019. Airlangga memiliki sejumlah keunggulan. (Foto/Istimewa/sindonews)

Langkah Airlangga Hartarto dalam menggapai posisi sebagai sosok yang akan dipilih oleh Joko Widodo jadi Cawapres mendampingi sang petahana, menjadi pendamping dalam mengarungi kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 semakin menemukan momentumnya.

Momentum ini kian menguat ketika para ulama penganut paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) menyatakan mendukung Airlangga Hartarto sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam Pemilu 2019. Pemilu ini untuk pertamakalinya menyelenggarakan secara serentak Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2019. Para ulama Aswaja yang tergabung dalam organisasi Ikhwanul Muballighin (IM) ini bertekad turut menyukseskan Airlangga Hartarto untuk menjadi Wakil Presiden mendampingi Joko Widodo mengarungi termin kedua nanti, 2019-2024.

Langkah Ikhwanul Muballighin dalam politik

Ikhwanul Muballighin (IM) menghimpun para ulama penganut paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dalam satu wadah besar. Kepengurusan organisasi ini tersebar di 30 provinsi dan 360 kota/kabupaten di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jajaran pengurus pusat terdiri dari Ketua Umum DPP Ikhwanul Muballighin KH Mujib Khudlori, Dewan Pembina Ikhwanul Muballighin KH Nur Muhammad Iskandar, dan Ketua Dewan Pakar Ikhwanul Muballighin Rokhim Dahuri.

Langkah Ikhwanul Muballighin (IM) dalam politik sebelumnya, tercatat memberikan dukungan kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pemilu 2004 dan 2009. Organisasi ini pada awalnya merupakan 'organisasi sayap' dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, dalam perjalanannya, kemudian IM memisahkan diri dari 'induk'nya dengan alasan ingin memperluas jangkauan dakwah, tanpa batas-batas kepartaian. 

Selain dengan Partai Demokrat, Ikhwanul Muballighin juga tampak dekat dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). Bahkan, tidak segan-segan Ketua Umum Ikhwanul Muballighin KH Mudjib Khudori memberikan pujian dengan menyatakan bahwa PDI Perjuangan merupakan partai nasionalis yang sangat dekat dengan Islam.

"Lebih baik menjadi partai nasionalis yang di dalamnya bisa menjalankan ajaran agama, ajaran Islam. Dari pada partai Islam yang justru berkontraksi dengan ajaran Islam. Jadi bebas dari tuntutan. PDI Perjuangan di dalamnya ada masjid, ada Baitul Muslimin, ada Ikhwanul Muballighin sekarang ini," demikian jelas KH Mudjib Khudori.

Terakhir, adalah mendeklarasikan Gerakan Nasional Mubalig Bela Negara (GN-MBN) oleh 1000 lebih pendakwah pada Senin (14/5/2018) di Jakarta. "Melalui Gerakan Muballigh Bela Negara, para muballgih akan menyuarakan kepada masyarakat untuk bersama dan bekerja sama di jalan kebaikan, menjadikan masyarakat tetap tenang, damai, dan kondusif," demikian KH Mujib Khudlori memberikan penjelasannya tentang GN-MBN.

Inisiatif gerakan ini muncul mengingat negara ini menghadapi penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2018 dan Pemilu 2019. Kedua pesta demokrasi tersebut dikhawatirkan akan membuat temperatur politik nasional semakin memanas dan berimbas ke masyarakat. Gerakan ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi masyarakat untuk tetap tenang dan kondusif.

Perwakilan pendakwah membacakan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara di hadapan Presiden Joko Widodo dan Menag Lukman. (foto: Arief/kemenag.go.id)
Perwakilan pendakwah membacakan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara di hadapan Presiden Joko Widodo dan Menag Lukman. (foto: Arief/kemenag.go.id)
Melalui GN-MBN ini, Ikhwanul Muballighin ingin menegaskan bahwa para muballig siap berada di garis terdepan untuk membela negara dan agama. Bagi mereka, persatuan dan kesatuan negara dalam bingkai NKRI adalah harga mati. Menurut Ketua Umum DPP Ikhwanul Muballighin, KH. Mujib Khudlori, Ikhwanul Muballighin selalu menekankan bahwa dakwah harus mengedepankan cara-cara damai, persuasif serta selalu menjaga kesantunan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.

"Jadi Islam yang ramah bukan marah, Islam yang merangkul bukan memukul, dengan argumen bukan sentimen, dengan dakwah yang elegan bukan arogan yang dapat memecah belah anak bangsa," demikian tegas sang Ketua Umum Ikhwanul Muballighin.

Ikhwanul Muballighin melihat Airlangga Hartarto sebagai sosok ideal

Dukungan yang diberikan oleh Ikhwanul Muballighin (IM) kepada Airlangga Hartarto pun karena mereka telah mengamati sebelumnya sosok sang Ketua Umum DPP Partai Golkar ini. Sebagai wadah organisasi yang menilai tinggi kecintaan terhadap tanah air dan bangsa, Ikhwanul Muballighin melihat nilai-nilai tersebut tersemat pada Airlangga Hartarto.

"Beliau politisi yang sudah malang melintang di parlemen, pengusaha, menguasai ekonomi dan industri, dekat dengan kalangan usaha, serta tentu dapat diterima berbagai pihak," demikian menurut penjelasan KH Mujib Khudlori. Pengalaman dan dedikasi yang telah diupayakan oleh Airlangga Hartarto, dalam pandangan Ikhwanul Muballighin adalah sebagai bentuk perjuangan dan kecintaannya terhadap tanah air, selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Airlangga Hartarto dianggap sosok yang diterima berbagai kalangan, mulai dari kalangan politisi, kalangan pengusaha, pemerintah, dan juga dapat diterima oleh para alim ulama. Sosoknya yang kalem namun berwibawa ini tidak banyak bermanuver, di samping memiliki basis massa yang jelas, serta mampu menstabilkan bahtera Partai Golkar yang memang terkenal memiliki banyak tokoh serta politisi handal. Terbukti, dibawah kepemimpinannya, Partai Golkar terlihat solid dan jauh dari gosip perpecahan.

Pimpinan Pondok Pesantren Darul I'tisham Embo, Dr. H. Munawir Kamaluddin, MA yang sebelumnya telah menyatakan dukungannya terhadap pasangan Jokowi-Airlangga juga menilai kemampuan Airlangga menstabilkan partainya sebagai sebuah kekuatan untuk menyatukan berbagai elemen bangsa.

"Konflik internal golkar menjadi stabil dan normal dengan kehadiran Airlangga. Hal ini menjadi jawaban bahwa Airlangga adalah sosok yang memilki kemampuan dalam menyudahi konflik dan tarik menarik kepentingan antara berbagai elemen yang ada yang dibutuhkan bangsa kita yang sangat heterogen", demikian jelas Munawir Kamaludin.

Ikhwanul Muballighin juga melihat Partai Golkar yang dinahkodai oleh Airlangga Hartarto ini adalah partai besar yang menjadi representasi keberagaman Indonesia yang cinta damai serta persatuan. Selain itu, Partai Golkar dianggap sebagai partai yang selalu solid menjaga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi-JK.

Dengan demikian, pemerintahan dapat berjalan dengan solid, terhindar dari perpecahan. "Kami tidak bisa membayangkan jika pemerintahan Jokowi-JK tidak didukung Golkar. Tentu proses pembangunan tidak bisa berjalan efektif dan menghasilkan prestasi," demikian Ketua Umum Ikhwanul Muballighin, KH Mujib Khudori Lc, pada Minggu (29/7/2018) memberikan penjelasannya. Dalam pandangannya, partai berlambang pohon beringin ini adalah kunci solidnya jalannya pemerintahan saat ini.

Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah kecocokan antara Joko Widodo dengan Airlangga Hartarto. Selama ini memang terlihat bahwa keduanya mampu berjalan beriringan. Airlangga terlihat mampu menerjemahkan keinginan sang presiden terkait visinya membangun sektor ekonomi dan perindustrian.

Sementara, Airlangga sendiri pun mampu memberikan solusi untuk dapat membangkitkan sektor ekonomi, khususnya perindustrian Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Dari tangan dingin Airlangga inilah, bersama Jokowi nantinya, akan menjadi sangat penting dalam mengatasi berbagai masalah kebangsaan terkait sosial politik dan ekonomi, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ketahanan nasional.

Aliran dukungan dari berbagai daerah

Dukungan yang diinisiasi dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikhwanul Muballighin di Jakarta pun mulai mengalir dari berbagai daerah. Dalam acara 'Road Show Ikhwanul Muballighin For Jokowi-Airlangga', sekitar 600 lebih Muballigh dan ulama pengasuh pondok pesantren se-Jawa Barat berkumpul dalam acara Silaturahmi dan Konsolidasi Muballigh.

Acara dengan tema "Duet Pemimpin Sederhana, Santun dan Profesional Untuk NKRI Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur" yang digelar di Cirebon pada Senin (30/7/2018) dengan jelas mendorong Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto untuk menjadi Cawapres Jokowi.

Suasana acara 'Road Show Ikhwanul Muballighin For Jokowi-Airlangga' di Cirebon (okezone)
Suasana acara 'Road Show Ikhwanul Muballighin For Jokowi-Airlangga' di Cirebon (okezone)
Dukungan juga datang dari Sulawesi Selatan yang berpusat di Kabupaten Jeneponto. Kegiatan di Sulawesi Selatan ini adalah bagian dari rencana road show DPP Ikhwanul Muballighin yang akan disebar di 7 titik, di sejumlah provinsi dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. "Insya Allah, deklarasi duet Jokowi Airlangga akan digelar pada hari Rabu tanggal 1 Agustus 2018 di pesantren Darul I'tisham Embo jam 10.00 Wita pagi," demikian Ketua Panitia Pelaksana Arifuddin Lau, SS, memberikan penjelasannya. Rencananya, dalam acara di Jeneponto ini akan hadir Ketua Umum DPP Ikhwanul Muballighin, Sekretaris dan juga beberapa jajaran pengurus pusat Ikhwanul Muballighin.

Suasana kebatinan para muballigh dan alim ulama yang melihat gentingnya persatuan dan kesatuan bangsa merasakan kebutuhan akan sosok yang mampu menjembatani berbagai perbedaan, serta menjadi sosok yang paling kecil penolakannya di masyarakat. Mereka melihat sosok airlangga Hartarto dapat mengisi kebutuhan tersebut. Selain itu, yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat banyak, Airlangga Hartarto adalah seorang santri, sebagaimana diungkapkan oleh KH Anwar Fadholi.

"Harus diketahui Airlangga Hartarto adalah santri dari Habib Salim bin Jindan, Bogor, semua orang sudah tau. Selain seorang santri beliau juga ekonom dengan sopan santun yang tinggi. Nah para kiai menginginkan Jokowi didampingi seorang yang Islami dan ekonom pada pilpres 2019 nanti. Airlangga kami anggap tokoh yang Islami, beliau memiliki sopan santun yang baik dan tidak banyak ngomong yang aneh-aneh sehingga menyakiti orang," demikian Sekjen Ikhwanul Muballighin ini memberikan penjelasan.

Pemilihan sosok Airlangga Hartarto yang didorong oleh Ikhwanul Muballighin sebagai Cawapres pendamping Jokowi tidak datang secara tiba-tiba. Airlangga dinilai sebagai sosok yang mampu bekerja bersama Joko Widodo, mampu memberikan solusi atas permasalahan bangsa. Sosoknya yang tenang dan jauh dari kontroversi adalah hal yang dibutuhkan untuk menjadi perekat bangsa, menyatukan berbagai perbedaan, meredakan kebencian serta perselisihan masyarakat yang kian meruncing serta mengkhawatirkan. ###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun