Ngomongin film, tentunya kita tidak bisa melepaskan diri dari musik dan lagu-lagu yang biasa mengiringi di sepanjang film. Iya, bicara film tentunya sangat erat dengan soundtrack yang terkadang berbanding lurus dengan kesuksesan film tersebut.
Ambil contoh misalnya, di luar negeri kesuksesan film The Bodguard berbanding lurus dengan soundtrack film ini dimana nama penyanyi Whitney Houston melambung berkat lagu-lagu yang dibawakannya. I Will Always Love You dan I Have Nothing menjadi dua lagu di soundtrack The Bodyguard yang melejit dan popular di seluruh dunia.
Atau misalnya soundtrack film Armageddon, I Don't Wanna Miss A Thing yang dinyanyikan  Aerosmith dan sempat melejit di sekitar tahun 1998 dan Leaving On A Jetplane nomor lama milik John Denver yang sukses di daur ulang penyanyi cantik Chantal Kreviazuk Â
Sementara di Indonesia, beberapa film juga mampu mengangkat kesuksesan lagu-lagu dari soundtrack film tersebut. Sebut aja misalnya film AADC yang melambungkan nama Melly dan Anto Hoed sebagai duet musisi yang menggarap seluruh lagu di album soundtrack film garapan Rudi Soejarwo tersebut. Lagu-lagu seperti Ada Apa Dengan Cinta, Ku Bahagia, Denting, dan Tentang Seseorang menjadi lagu yang sukses merebut perhatian public khususnya anak-anak muda di sekitar tahun 2002.
Ada juga Petualangan Sherina yang melambungkan nama Sherina tidak hanya sebagai pemain film namun juga sebagai penyanyi berbakat berkat kesuksesan album soundtrack film garapan Riri Riza tersebut. Tercatat beberapa lagu dari film ini melambung menjadi hits seperti Lihat Lebih Dekat dan Jagoan yang sempat popular di sekitar tahun 2000 silam.
Buat gua sendiri, album soundtrack film Indonesia yang paling sering gua denger adalah duet Ipang dan Didiet Saad yang menggarap album soundtrack Realita Cinta dan Rock And Roll. Album soundtrack ini seperti menggambarkan film Realita Cinta dan Rock and Roll yang menceritakan dua sosok sentral film ini Vino G Bastian dan Herjunot Ali yang ugal-ugalan di film garapan Upi ini. Ipang dan Didiet seperti mau menggambarkan betapa film ini memang rock and roll dengan lagu-lagu yang tidak kalah Rock and Roll. Sebut saja lagu Engga Ada Matinya dengan drum yang menghentak serta distorsi gitar kasar yang menjadi ciri khas Rock and Roll.
Selain lagu-lagu bertempo cepat, dalam album soundtrack Realita Cinta Rock And Roll juga terselip lagu-lagu bertempo slow seperti pada Bintang Hidupku. Lagu ini hanya diiringi suara gitar dan menjadi salah satu lagu yang diandalkan dari album garapan dua mantan personil Plastik Band ini.Â
Duet Ipang dan Didiet Saad saat masih berada di Plastik sedikit banyak terbawa saat menggarap album soundtrack film yang juga dimainkan oleh Nadine Chandrawinata ini.
Oia bicara mengenai Ipang, penyanyi berambut gimbal ini memang belakangan menjadi nama yang identik dengan soundtrack film. Tercatat beberapa soundtrack film berhasil dinyanyikan penyanyi jebolan gang Potlot ini.Â
Sebut saja misalnya di film Bukan Cinta Biasa, Ipang ikut ambil bagian dalam soundtrack film ini dengan menyanyikan dua lagu yakni Menunggu Kesempatan dan Crazy.
Nah ngomong-ngomong soal soundtrack film juga neh. Soundtrack terakhir yang gua dengerin dan lumayan menyita perhatian pas gua nonton film Bid'ah Cinta garapan sutradara Nurman Hakim.Â
Kebetulan juga, gua dikasih CD soundtracknya yang ternyata cuma berisi 2 lagu garapan Noe, vokalis band Letto. Â Menariknya juga melihat kemasan CD Soundtrack yang 'cuma' berisi dua lagu yang mengingatkan gua sama rilisan-rilisan album mini musisi-musisi indie yang biasanya hanya memasukan 4 lagu di album mininya.
Penasaran, gua coba dengerin 2 lagu di album soundtrack Bid'ah yakni Pelangi di Langit Senja sama Memulai. Sekilas suara Noe memang mengingatkan kita sama Letto yang belakangan seperti menghilang tanpa kabar.Â
Noe yang menulis sendiri dua lagu ini sepertinya memang mengangkat mengenai tema perbedaan yang terjadi dari dua manusia yang menjadi bagian dari cerita film ini.Â
Dalam lagu Memulai misalnya, sangat terasa nuansa lirik yang bercerita mengenai perbedaan tersebut. Tapi ada menariknya juga menyimak album soundtrack ini karena gua bisa melihat sisi lain Noe di luar perannya menjadi vokalis band Letto.
Soundtrack dan jalan cerita sebuah film memang menjadi perkawinan yang harmonis dari suksesnya sebuah film. Meskipun terkadang justru soundtrack sebuah film terkadang lebih laris dari filmnya ataupun sebaliknya sebuah film laris tidak diikuti dengan kesuksesan soundtracknya.Â
Film Cek Toko Sebelah misalnya, film ini laris manis dipasaran namun tidak cukup mengangkat GAC dan The Overtunes ke jajaran artis yang sukses menggarap sebuah soundtrack film.
Namun terlepas dari itu semua, semoga ke kedepannya kita bisa melihat lagi kesuksesan sebuah film yang diikuti dengan kesuksesan soundtracknya. Jadi kita tidak saja terhibur dengan jalan cerita sebuah film, tapi kita juga akan terus mengingat film itu lewat soundtracknya yang bisa kita dengerin tidak hanya saat ini namun juga untuk jangka waktu yang panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H