Apa jadinya manusia tanpa air. Mungkin perlahan-lahan bisa meninggal karena tubuhnya mengalami dehidrasi akibat kurang cairan. Begitu pentingnya air bagi kehidupan manusia membuat air menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia. Bayangkan, untuk di Jakarta saja, dalam satu hari, setiap orang mengkonsumsi air bersih hingga 100 liter air. Â Â
Bicara mengenai keberadaan air, Â Kamis (3/11), PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) Â sebagai salah satu perusahaan penyedia air bersih mengajak 25 Kompasiana untuk melihat bagaimana cara pengolahan air sebagai solusi defisit air bersih di Jakarta. Kita semua diajak ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Taman Kota di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, untuk tahu bagaimana cara pengolahan air. Pengolahan air di IPA Taman Kota ini bersumber dari Cengkareng Drain yang keruh dan butek dan merupakan anak Kali Pesanggrahan. Â
Bersama Mas Febi, salah seorang staf Palyja IPA Taman Kota , kita diajak melihat langsung kolam-kolam yang masing-masing memiliki proses dalam pengolahan air. Proses pertama ada di kolam koagulasi dan flokulasi. Di kolam ini saya melihat kolam tempat pengadukan cepat dengan menggunakan koagulan yang berfungsi agar partikel-partikel padat dalam air saling berbenturan dan membentuk flok-flok (gumpalan) halus.
Kolam selanjutnya yang ditunjukan Mas Febi adalah kolam biofiltrasi. Proses biofiltrasi merupakan proses removal polutan ammonium, detergen, dan mangan dengan menggunakan mikroorganisme alami yang hidup dalam air. Pada kolam biofiltrasi ini saya lihat air sudah jernih dan berbuih, namun proses belum berhenti sampai di sini. Rombongan kemudian diajak ke bagian samping IPA Taman Kota, untuk melihat proses  filtrasi atau penyaringan.
Di kolam penyaringan ini, sisa partikel padat yang kemungkinan masih terbawa dalam air bersih keluaran dari biofilter dengan menggunakan media penyaring pasir silica. Di sini Mas Febi menjelaskan, air di kolam penyaringan ini berasal dari kolam biofiltrasi dan untuk menjaga fungsi pasir  silica daam kondisi 100 % sebagai media penyaringan maka dilakukan proses backwash setiap 24 jam sekali.
Proses terakhir dari pengolahan air di IPA Taman Kota adalah Desinfeksi. Dalam proses ini Mas Febi menjelaskan, air yang sudah melewati proses penyaringan akan masuk ke dalam proses removal bakteri dengan menggunakan zat kimia chlorine dengan durasi sekitar 1 jam. Oia, dalam proses ini tidak semua chlorine hilang namun tetap disisakan dengan presentase yang sesuai peraturan yang berlaku. Nah bukti chlorine belum hilang ini, biasanya pelanggan mencium aroma kaporite yang tercium dalam air. Kaporit inilah sisa chlorine yang ada di dalam air tadi.
Proses pengelolaan air yang dilakukan Palyja di IPA Taman Kota ini menjadi salah satu bukti bahwa  proses membuat air bersih yang siap konsumsi menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan agar kebutuhan air bersih di Jakarta yang semakin hari mengalami defisit dapat terpenuhi.
Foto : dokumen pribadi
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H