Mohon tunggu...
Tauhid Patria
Tauhid Patria Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Menulis apa saja kan suka-suka saya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Blusukan Sambil Melihat Proses Pengelolaan Air Milik PT Palyja

18 November 2016   23:46 Diperbarui: 19 November 2016   00:11 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa jadinya manusia tanpa air. Mungkin perlahan-lahan bisa meninggal karena tubuhnya mengalami dehidrasi akibat kurang cairan. Begitu pentingnya air bagi kehidupan manusia membuat air menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia. Bayangkan, untuk di Jakarta saja, dalam satu hari, setiap orang mengkonsumsi air bersih hingga 100 liter air.   

Bicara mengenai keberadaan air,  Kamis (3/11), PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja)  sebagai salah satu perusahaan penyedia air bersih mengajak 25 Kompasiana untuk melihat bagaimana cara pengolahan air sebagai solusi defisit air bersih di Jakarta. Kita semua diajak ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Taman Kota di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, untuk tahu bagaimana cara pengolahan air. Pengolahan air di IPA Taman Kota ini bersumber dari Cengkareng Drain yang keruh dan butek dan merupakan anak Kali Pesanggrahan.  

Bersama Mas Febi, salah seorang staf Palyja IPA Taman Kota , kita diajak melihat langsung kolam-kolam yang masing-masing memiliki proses dalam pengolahan air. Proses pertama ada di kolam koagulasi dan flokulasi. Di kolam ini saya melihat kolam tempat pengadukan cepat dengan menggunakan koagulan yang berfungsi agar partikel-partikel padat dalam air saling berbenturan dan membentuk flok-flok (gumpalan) halus.

Melihat langsung proses pengelolaan air di IPA Taman Kota
Melihat langsung proses pengelolaan air di IPA Taman Kota
Selain koagulasi, mas Febi juga menjelaskan proses flokulasi yang merupakan proses pengadukan lambat yang tujuannya memperbesar ukuran flok sehingga lebih mudah mengendap dikarenakan perbedaan berat jenis. Di kolam koagulasi dan flokulasi ini merupakan proses pertama dari air yang didapat dari Cengkareng Drain namun airnya disini sudah terlihat bening, tidak keruh dan butek seperti air kali pada umumnya.

Mas Feby, staf Palyja sedang menjelaskan proses Biofiltrasi kepada kompasiana
Mas Feby, staf Palyja sedang menjelaskan proses Biofiltrasi kepada kompasiana
Setelah melihat kolam koagulasi dan flokulasi, mas Febi kemudian menunjukan kolam sedimentasi dan pengendapan. Sama seperti kolam koagulasi dan flokulasi, kolam sedimentasi ini air mengalami proses pemisahan lumpur dan air bersih dilakukan dengan bantuan plate settler untuk mempermudah pengendapan.

Kolam selanjutnya yang ditunjukan Mas Febi adalah kolam biofiltrasi. Proses biofiltrasi merupakan proses removal polutan ammonium, detergen, dan mangan dengan menggunakan mikroorganisme alami yang hidup dalam air. Pada kolam biofiltrasi ini saya lihat air sudah jernih dan berbuih, namun proses belum berhenti sampai di sini. Rombongan kemudian diajak ke bagian samping IPA Taman Kota, untuk melihat proses  filtrasi atau penyaringan.

Di kolam penyaringan ini, sisa partikel padat yang kemungkinan masih terbawa dalam air bersih keluaran dari biofilter dengan menggunakan media penyaring pasir silica. Di sini Mas Febi menjelaskan, air di kolam penyaringan ini berasal dari kolam biofiltrasi dan untuk menjaga fungsi pasir  silica daam kondisi 100 % sebagai media penyaringan maka dilakukan proses backwash setiap 24 jam sekali.

Proses terakhir dari pengolahan air di IPA Taman Kota adalah Desinfeksi. Dalam proses ini Mas Febi menjelaskan, air yang sudah melewati proses penyaringan akan masuk ke dalam proses removal bakteri dengan menggunakan zat kimia chlorine dengan durasi sekitar 1 jam. Oia, dalam proses ini tidak semua chlorine hilang namun tetap disisakan dengan presentase yang sesuai peraturan yang berlaku. Nah bukti chlorine belum hilang ini, biasanya pelanggan mencium aroma kaporite yang tercium dalam air. Kaporit inilah sisa chlorine yang ada di dalam air tadi.

Cengkareng Drain yang merupakan sumber air Palyja untuk IPA Taman Kota
Cengkareng Drain yang merupakan sumber air Palyja untuk IPA Taman Kota
Melihat proses pengelolaan air di IPA Taman Kota milik Palyja, rasanya kebutuhan akan air bersih di Jakarta khususnya memang terasa semakin susah. Apalagi saat ini di beberapa titik di Jakarta memang sangat kesulitan air bersih. Untuk itu, Palyja sebagai perusahaan daerah air minum bekerja keras untuk terus menyuplai air bersih untuk para pelanggannya yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.

Proses pengelolaan air yang dilakukan Palyja di IPA Taman Kota ini menjadi salah satu bukti bahwa  proses membuat air bersih yang siap konsumsi menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan agar kebutuhan air bersih di Jakarta yang semakin hari mengalami defisit dapat terpenuhi.

Foto : dokumen pribadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun