Mohon tunggu...
Tauhid Patria
Tauhid Patria Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Menulis apa saja kan suka-suka saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermimpi Menjadi Juragan Sepeda Suatu Hari Nanti

13 Mei 2016   09:38 Diperbarui: 13 Mei 2016   09:49 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermain sepeda itulah hobi saya. Sejak pertama kali bisa naik sepeda di umur 9 tahun, saya selalu senang berjalan-jalan naik sepeda. Bahkan, hobi ini masih saya lakukan sampai saat ini. Sepeda seperti menjadi keseharian dalam hidup saya, di saat libur kerja, saya tidak pernah absen untuk menggowes sepeda kemana pun saya mau. Tidak heran, ketika masih bujangan saya pernah memiliki 6 sepeda di rumah saking senangnya saya naik sepeda.

Berawal dari punya 6 sepeda inilah akhirnya saya mulai melakukan bisnis jual beli sepeda. Apalagi begitu hendak menikah, saya sudah mulai jual satu persatu sepeda saya. Ternyata, dari saya berjualan sepeda, saya mendapatkan untung yang lumayan besar. Bukannya turun, justru harga sepeda yang saya miliki malah meningkat. Seperti contoh, saya pernah membeli sepeda lowrider dengan harga Rp. 350.000 dan saya jual kembali sepeda itu seharga 700.000. Betapa senangnya saya mendapatkan untung dua kali lipat dari harga awal saat membeli sepeda tersebut. Inilah awal cerita saya jadi terpacu untuk bisnis kecil-kecilan jual beli sepeda.

sepeda lowrider yang saya jual dua kali lipat dari harga ketika saya beli
sepeda lowrider yang saya jual dua kali lipat dari harga ketika saya beli
Karena sukses menjual beberapa sepeda, Saya pun mulai hunting sepeda-sepeda bekas yang dijual di toko jual beli online. Dari situ, saya membeli sepeda yang kira-kira bisa saya naikan harganya. Biasanya, untuk dapat menaikan harga sepeda, saya hanya perlu memodifikasi sedikit dari sepeda yang saya beli dalam kondisi masih standar. Mengganti stang, memasang fender (spakbor tengah), atau bahkan mengganti ban, saya lakukan agar ketika menjual sepeda tersebut, saya bisa menaikan harganya dua kali lipat.

Salah satu sepeda yang sedang saya modifikasi untuk dijual kembali
Salah satu sepeda yang sedang saya modifikasi untuk dijual kembali
Strategi ini terbukti jitu, karena saya mendapatkan pembeli yang tertarik membeli sepeda saya dengan harga tinggi. Biasanya saya membeli sepeda-sepeda dengan jenis MTB dan juga Lowrider. Kedua sepeda ini memiliki penggemar tersendiri sehingga tidak sulit untuk menjualnya. Apalagi kalau sepeda sudah tidak diproduksi lagi dipasaran, maka saya bisa menaikan harga sesuai keinginan. Sepeda MTB dengan bentuk batangan jadul, pernah saya jual seharga Rp. 1,700.000 padahal saya mendapatkan sepeda itu dengan harga sejuta. Tidak hanya sepeda, spare part dan aksesoris lama yang tidak terpakai juga saya jual kembali dan ternyata banyak peminatnya.

Selain sepeda, saya juga menjual spare part sepeda
Selain sepeda, saya juga menjual spare part sepeda
Sambil bekerja, saya menjalani jual beli sepeda ini. Kalau tidak hari libur, biasanya para pembeli sepeda saya juga datang pada hari kerja. Mereka datang ke rumah untuk melihat kondisi sepeda dan biasanya kalau cocok mereka langsung membayar dan membawa sepeda saya pergi. Begitu pun saat saya ingin membeli sepeda bekas, saya harus datang ke rumah orang yang memiliki sepeda tersebut. Kalau saya lihat sepeda ini memiliki nilai jual, biasanya saya beli dan saya modifikasi untuk dijual kembali.

Fender dan mata kucing yang menjadi jualan saya
Fender dan mata kucing yang menjadi jualan saya
Nah dari bisnis kecil-kecilan inilah, saya mulai bermimpi untuk memiliki toko sepeda sendiri. Selain itu, saya juga bermipi untuk membuat website jual beli sepeda second alias bekas namun berkualitas. Pada website itu, nanti saya pajang sepeda-sepeda yang sudah saya modifikasi dan kalau ada pembeli yang tertarik tinggal bertransaksi melalui website tersebut. Nantinya sepeda akan saya kirim langsung ke sang pembeli.

Tidak hanya itu, untuk pembeli yang ingin melihat langsung kondisi sepeda, bisa langsung datang ke toko sepeda milik saya. Saya membayangkan memiliki toko sepeda yang nyaman dengan halaman yang luas, dimana pembeli bisa melihat-lihat sepeda sambil duduk-duduk minum kopi. Kebetulan di samping rumah saya masih ada sebidang tanah untuk saya jadikan sebuah bangunan untuk tempat menyimpan dan memajang sepeda yang saya jual. Saat ini saya mulai sedikit-sedikit menabung agar suatu hari saya bisa membangun bangunan tersebut.

Selain itu, saya juga akan membuka bengkel sepeda yang jadi satu bagian dari toko sepeda saya. Bengkel ini bisa menjadi tempat untuk para komunitas sepeda nongkrong-nongkrong sambil memperbaiki sepedanya atau sekedar ingin mengganti part-part tertentu dari sepedanya. Saya membayangkan toko sepeda beserta bengkel nya akan menjadi tempat favorit bagi para komunitas sepeda maupun orang-orang yang memiliki hobi gowes sepeda. Penghasilan yang saya dapatkan tidak hanya dari menjual sepeda namun saya juga memiliki penghasilan dari penjualan spare part sepeda, perbaikan sepeda, hingga pemasukan dari kedai kopi yang saya dirikan.

Saya dan teman-teman gowes yang menjadi target buat jadi langganan bengkel sepeda saya nanti
Saya dan teman-teman gowes yang menjadi target buat jadi langganan bengkel sepeda saya nanti
Semoga impian saya membuka toko sepeda lengkap dengan bengkel dan website jual belinya bisa tercapai suatu hari nanti. Dengan usaha jual beli kecil-kecilan yang saya rintis saat ini, saya berharap suatu hari nanti saya bisa meninggalkan pekerjaan saya dan beralih menjadi seorang wirausaha dibidang jual beli sepeda. Mimpi yang saat ini sedang berusaha saya wujudkan agar saya bisa menghasilkan uang dari hobi saya bersepeda. Bukankah menyenangkan menjalani hobi yang bisa menghasilkan uang di jaman sekarang ini.

foto-foto : dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun