Mohon tunggu...
Tauhid Patria
Tauhid Patria Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Menulis apa saja kan suka-suka saya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Napak Tilas Sejarah di Pulau Onrust, Bidadari, dan Kelor

27 Oktober 2015   17:49 Diperbarui: 27 Oktober 2015   18:41 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain flora, di Pulau Bidadari Saya dan teman-teman Kompasioner juga melihat beberapa jenis fauna yang bebas berkeliaran di sekitar area pulau seperti rusa dan biawak. Rusa dan biawak ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung pulau ini. Saya sendiri tidak mau melewatkan begitu saja momen melihat satwa asli pulau ini dengan mengabadikan satwa-satwa ini dengan kamera yang saya bawa. Selain itu, suara burung-burung yang hinggap di atas pohon menjadi nyanyian alam yang menemani kita selama berada di Pulau Bidadari.

[caption caption="Biawak menjadi salah satu satwa yang memiliki habitat di Pulau Bidadari"]

[/caption]

Kita juga bisa melihat patung maskot seorang perempuan yang melambangkan bidadari di depan dermaga pulau ini. Di sini juga terdapat patung burung elang bondol yang memiliki habitat di sekitar pulau ini. Satwa bernama latin habitus indus ini pada tahun 1989 pernah menjadi maskot Kota Jakarta. Burung elang bondol ini juga memiliki kebiasaan memangsa burung kecil, kepiting, ikan-ikan kecil di sekitar area Pulau Bidadari.

[caption caption="Benteng Martello di Pulau Kelor yang menjadi benteng pertahanan Belanda dari serangan Inggris"]

[/caption]

Ada satu pulau lagi yang juga memiliki sejarah panjang kolonial Belanda di Batavia yang Saya dan teman-teman Kompasioner lainnya kunjungi yakni Pulau Kelor. Di pulau ini juga terdapat Benteng Martello yang berdiri kokoh menghadap laut. Benteng Martello di Pulau Kelor di beberapa bagian juga terlihat sudah mengalami kerusakan bahkan di bagian pintu masuk, benteng ini harus ditunjang dengan 3 buah kayu agar tidak roboh. Benteng ini juga dahulu berfungsi memiliki sebagai benteng pengawasan terhadap musuh-musuh Belanda yang ingin menyerang dan menguasai Batavia.

[caption caption="Dari Pulau Kelor kita bisa melihat sajian sunrise yang indah"]

[/caption]

Pulau Kelor menurut Bapak Chandrian perlahan-lahan terancam akan tenggelam karena abrasi pantai. Faktor ini juga diperkuat dengan faktor-faktor lain seperti kehadiran wisatawan yang datang ke pulau ini, deru mesin kapal, serta gelombang yang dihempaskan dari kapal-kapal yang silih berganti datang dan pergi ke pulau ini. “ Perlahan-lahan Pulau Kelor akan hilang dari peredaran dan kita tidak lagi melihat pulau ini suatu hari nanti” ungkap Bapak yang memiliki dua anak ini. Satu yang menarik dari Pulau Kelor yakni dari pulau ini kita bisa melihat sajian pemandangan sunrise saat pagi menjelang. Memandangi sajian matahari terbit dari tengah laut menjadi pengalaman yang menyenangkan saat berada di kawasan pulau ini 

[caption caption="Salam dari kami Kompasianer yang menjadi peserta eksplorasi bahari pesona Indonesia hasil kerjasama Kementerian Pariwisata dan Kompasiana "]

[/caption]

 

 

foto-foto dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun