Mohon tunggu...
TAUFIQURRAHMAN
TAUFIQURRAHMAN Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Analis Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amir Uskara: Sebuah Agenda Memanusiakan Politik

22 Oktober 2023   17:10 Diperbarui: 22 Oktober 2023   17:14 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik selalu mengandaikan dirinya sebagai sebuah tubuh kolektif-integratif yang memandu keberlangsungan hajat hidup seluruh manusia, dan kerja-kerja politik beroperasi untuk meyakinkan warga negara bahwa tidak ada yang lebih penting daripada kelangsungan hidup peradaban dan kehidupan yang senantiasa dipertaruhkan demi alasan itu.

            Misi politik peradaban harus ditarik dalam satu garis lurus dengan misi etis yaitu "memperadabkan politik" sebagai bagian dari bangunan hukum kausalitas, sebabnya agenda "memanusiakan politik" adalah juga bagian dari kerja-kerja teknis operasional untuk menjangkau misi agung dari "politik berperadaban".

            Agenda memanusiakan politik menjadi diskursus yang harus dipahami dalam kaitannya dengan realitas "pembusukan politik" yang ditandai dengan tujuan pragmatisme politik yang semakain mengental dan memonopoli kerja-kerja politik saat ini sehingga misi kolektif kewargaan dikooptasi oleh misi individualistik dari para aktor-aktor politik. Karena itu, agenda memanusiakan politik sejatinya merupakan penegasan kembali tujuan kolektif daripada politik yang melampau individualime, sebagaimana ungkapan Thomas Docherty, bahwa "politik memandu kita untuk mengalami dan menyelami perjumpaan estetis dengan yang lain, di mana melalui perjumpaan estetis semacam itu, kita mungkin berharap dapat mengubah diri kolektif untuk bergerak melampaui kekangan individualisme radikal dan pengalihan cita-cita dan aktivitas konsumerisme belaka, sehingga apa pun yang menjadi milik seseorang tidak akan pernah menjadi "miliknya sendiri". Dan politik ber-peradaban selalu dibangun di atas pilar kolektivitas yang kokoh yang mampu melampaui nafsu kuasa dan kepentingan pribadi masing-masing orang.

            Memperadabkan politik berarti juga menempatkan politik dalam posisi mulia yang dipagari dengan etika dan bernuansa kebatinan yang luhur dan agung atau politik adiluhung (high politics), oleh karenanya khazanah kebatinan (baca: moral) harus tetap menjadi kompas yang memandu setiap gerak maju perjalanan politik bangsa Indonesia. Tanpa cita rasa moral ini, politik akan berubah menjadi arena mengkonsolidasikan permusuhan dan rivalitas, politik akhirnya direduksi menjadi permusuhan abadi dan kontestasi politik merosot menjadi peperangan melawan musuh internal dan/atau eksternal yang jahat dan tidak manusiawi, maka serta merta demokrasi akan redup dan musnah dalam alam politik bangsa ini.

            Politik tanpa Haluan etik hanya akan menghasilkan pertukaran yang menyakitkan dan lebaman kekecewaan, karena itu tidak heran jika banyak dari manusia-manusia politik megadopsi prinsip Machiavellian, bahwa tujuan menghalalkan segala cara; demi untuk menghindari kekecewaan politik yang menyakitkan maka segala cara akan digunakan meskipun itu harus menundukkan dan membelakangi moralitas.

            Dengan demikian, sebuah misi politik peradaban menuntut kontestasi politik demokratis dari sebuah pemerintahan majemuk yang sehat seperti Indonesia harus menjembatani perbedaan-perbedaan yang memecah belah tanpa menghilangkan identitas masing-masing. Politik yang berhaluan peradaban ini juga mengharuskan adanya praktik-praktik yang memanusiakan perbedaan pendapat dalam alam politik yang sangat heterogen.

          Poltik berkeadaban harus merawat demokrasi, dengan komitmen egaliternya terhadap partisipasi, kerja sama, inklusi, dan komunitas sebagai pondasi paling kokoh dari negara yang memilih republik sebagai bentuk tatanan kenegaraannya dan politik dengan nuansa batin para pelakunya yang akan menghidupsuburkan perikemanusiaan dan dengan itu bangsa kita akan terhindar dari kebangkerutan serta kafakuman politik dan membawa kita kembali kepada alam politik yang autentik, yaitu politik yang manusiawi: Politik untuk kemanusiaan.

            Amir Uskara adalah salah satu politisi yang mengusung politik kemanusiaan dalam perjuangan politiknya dan bersikap tegak lurus dalam agenda memanusiakan politik (baca:Memperadabkan), Amir Uskara tidak hanya dikenal sebagai tokoh pemersatu yang dapat berdiri di atas banyak sekali identitas, namun juga tampil sebagai tokoh yang mampu merajut persaudaraan universal dan menempatkan politik sebagai alat memanusiakan manusia, Amir Uskara tampak begitu paham tentang ide-ide pokok politik-demokrasi sehingga mampu memposisikan masyarakatnya sebagai kawan berjuang dan teman berpikir, dan itulah inti dari agenda politiknya yaitu: Memanusiakan Politik!

*Ditulis Oleh Taufiqurrrahman (Ketua Gerakan Inisiatif Millenial dan Pemuda Madani)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun