Mohon tunggu...
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman dan membantu mereka yang membutuhkan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Penggunaan Robot di Restoran Baik untuk Pelanggan?

18 September 2020   09:14 Diperbarui: 18 September 2020   09:18 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi virus corona telah mengubah banyak  orang menjadi serba ketakutan.  Di mana sentuhan manusia dapat membuat orang merasa ngeri, lalu ada juga dimana seorang pelayan yang membersihkan meja dapat membuat pelanggan tegang karena khawatir – bertanya-tanya apakah Dia membawa virus atau tidak? Untuk makan di restoran saja kita harus melalui semua rintangan itu, ngeri dan khawatir. Untuk meminimalisir dampak penularan virus, maka terpaksa, regulasi pun diturunkan, yang mengatur bahwa restoran hanya menerima pesan antar saja tidak boleh makan di tempat.

Bisnis restoran terpukul dampak pandemi ini bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Kita bisa mengambil contoh sebuah restoran di Belanda yang terpukul parah oleh krisis dan telah tutup selama lebih dari dua bulan akibat pandemi Covid-19, yang berdampak pada penurunan jumlah pelanggan, tetapi akibat adanya robot pelayan - pelanggan yang hilang itu mulai datang kembali.

Dilansir dari Los Angeles Times, salah satu pemilik restoran yang bernama  Shaosong Hu yang berkunjung ke China pada musim gugur yang lalu, Shaosong Hu melihat restoran disana sudah menggunakan robot untuk menyajikan makanannya, Shaosong Hu pun sudah berpikir tentang rencana menggunakan robot di restorannya, hanya saja Shaosong Hu tidak mengetahui seberapa berguna robot itu nantinya, sampai Shaosong Hu membuktikannya sendiri.

“Mereka membantu kami dengan pekerjaan yang kami lakukan,” kata putri Hu, Leah. “Kami sering sibuk dan membersihkan meja dan robot membantu kami.” Ini juga bisa membebaskan staf manusia dari kontak pribadi yang kemungkinan besar bisa menularkan virus. Tugas robot-robot yang dipekerjakan di restoran itu mencakupi menyapa pelanggan, menyajikan minuman dan piring, serta mengembalikan gelas dan barang pecah belah bekas. Apakah pengunjung harus memberikan tip ketika dilayani robot? Tidak ada aturan yang mengharuskan itu, mungkin jika Anda tertarik memberikannya tip, berikan saja, dan lihat reaksinya.

Satu hal yang pasti akan dilakukan robot itu adalah memastikan bahwa aturan menjaga jarak ditaati oleh pelanggan di restoran tersebut . “Kami akan menggunakannya untuk memastikan 1,5 meter [lima kaki] yang kami butuhkan selama krisis korona,” kata Leah Hu. Sekarang, dua robot putih dan merahnya yang mengkilap meluncur melintasi lantai ruang makan di mana, begitu restoran dibuka kembali, mereka akan menyajikan makanan seperti babi panggang dan char siu dengan harga masing-masing $ 17.

Untuk mencoba seperti  manusia, satu robot mengenakan syal sifon di lehernya. Tidak hanya sampai disitu, Leah Hu pun ingin memberikan nama bagi robot-robot itu, persaingan memperebutkan nama pun terjadi di Instagram, “Kami belum punya favorit. Tapi saran Ro dan Bot tidak ada. Kami ingin memberi mereka nama biasa, ”kata Leah Hu.

Sejarah Penggunaan Robot di Restoran

Dilansir dari Guinness World Records, tercatat bahwa restoran Two Panda Deli di Pasadena, California, AS, yang dimiliki oleh Shayne Hayashi menjadi restoran pertama yang "mempekerjakan" staf robot ketika dibuka pada tahun 1983. Gerai makanan cepat saji tersebut menggunakan robot bernama Tanbo R-1 dan Tanbo R- 2 - untuk membawa makanan Cina ke pelanggannya. Berukuran tinggi 137 cm dan berat 36 kg, Tanbo R-1 dan Tanbo R-2 mengirimkan chow mein, iga, dan kue keberuntungan ke meja sesuai kebutuhan - menceritakan lelucon dan memainkan musik pada saat yang bersamaan.

Robot buatan Jepang tersebut dihargai masing-masing seharga $ 20.000, robot pun tidak ada yang sempurna, terbukti ketika robot tersebut terkadang menjatuhkan makanan ketika gangguan radio membingungkan sinyal mereka. Namun, mereka populer di kalangan pelanggan, dan terbukti menjadi daya tarik utama restoran.

Apakah Penggunaan Robot di Restoran Baik untuk Pelanggan?

Keuntungan menggunakan robot bagi pengusaha yaitu mereka tidak perlu khawatir tentang perekrutan, waktu sakit, liburan, atau kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Ini akan menawarkan pengalaman merek yang konsisten, dengan daya tarik unik bagi pelanggan. Biaya tenaga kerja juga dikatakan berkurang ketika menggunakan robot sebagai pelayan, dan itu membuat nilai jual yang menarik karena biaya upah minimum meningkat.

Robot pelayan yang digunakan di China dilaporkan lebih murah daripada gaji tahunan pelayan manusia. Robot juga bisa digunakan untuk memasak atau menyiapkan makanan. Mantan CEO McDonald's USA Ed Rensi mengatakan bahwa "lebih murah membeli lengan robot seharga $ 35.000 daripada mempekerjakan karyawan yang tidak efisien menghasilkan $ 15 per jam, mengantongi kentang goreng".

Ada beberapa kelemahan yang jelas dari penggunaan robot. Namun, dalam kondisi mereka saat ini, robot yang digunakan di beberapa restoran di China kurang terkoordinasi dibandingkan manusia: mereka mengikuti jalur tetap, bergerak perlahan untuk menghindari tabrakan, dan seringkali tidak dapat menuangkan minuman dan membawa barang seperti sup dengan baik. Mereka juga dapat rusak dan memiliki kemampuan terbatas untuk berinteraksi dengan pelanggan.

Henrik Scharfe, profesor di Universitas Aalborg Denmark, memperkirakan bahwa akan memakan waktu sekitar 40 tahun sebelum masyarakat dapat sepenuhnya menerima pelayan robot sebagai pilihan dalam jasa makanan. Jika perubahan ini terjadi, staf restoran mungkin lebih berfokus pada hubungan daripada operasional, mirip dengan cara staf bank harus beradaptasi dengan pengenalan ATM. Teknologi pelayan yang mirip manusia mungkin masih membutuhkan perbaikan, tetapi perbaikan besar dalam waktu singkat masih mungkin dilakukan, seperti yang terlihat pada perkembangan teknologi komputer dan ponsel. Mungkin teknologi yang tidak meniru pelayan manusia, tetapi menyelesaikan pekerjaan dengan caranya sendiri, akan mendapatkan popularitas. Misalnya, banyak restoran sushi di Jepang yang menggunakan ban berjalan untuk mengantarkan makanan ke pelanggan.

Beberapa pemilik restoran memuji kelebihan robot, sementara yang lain telah kembali ke staf manusia atau restoran mereka terpaksa ditutup karena layanan robot yang tidak kompeten menyebabkan pelanggan tidak ingin datang lagi ke restoran itu. Namun, begitu teknologinya meningkat, robot mungkin terbukti menjadi pilihan yang layak bagi pemilik restoran, dikarenakan robot tidak memerlukan cuti tahunan dan tidak akan pernah sakit - mereka selalu siap bekerja saat dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun