Mohon tunggu...
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman dan membantu mereka yang membutuhkan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Penggunaan Robot di Restoran Baik untuk Pelanggan?

18 September 2020   09:14 Diperbarui: 18 September 2020   09:18 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keuntungan menggunakan robot bagi pengusaha yaitu mereka tidak perlu khawatir tentang perekrutan, waktu sakit, liburan, atau kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Ini akan menawarkan pengalaman merek yang konsisten, dengan daya tarik unik bagi pelanggan. Biaya tenaga kerja juga dikatakan berkurang ketika menggunakan robot sebagai pelayan, dan itu membuat nilai jual yang menarik karena biaya upah minimum meningkat.

Robot pelayan yang digunakan di China dilaporkan lebih murah daripada gaji tahunan pelayan manusia. Robot juga bisa digunakan untuk memasak atau menyiapkan makanan. Mantan CEO McDonald's USA Ed Rensi mengatakan bahwa "lebih murah membeli lengan robot seharga $ 35.000 daripada mempekerjakan karyawan yang tidak efisien menghasilkan $ 15 per jam, mengantongi kentang goreng".

Ada beberapa kelemahan yang jelas dari penggunaan robot. Namun, dalam kondisi mereka saat ini, robot yang digunakan di beberapa restoran di China kurang terkoordinasi dibandingkan manusia: mereka mengikuti jalur tetap, bergerak perlahan untuk menghindari tabrakan, dan seringkali tidak dapat menuangkan minuman dan membawa barang seperti sup dengan baik. Mereka juga dapat rusak dan memiliki kemampuan terbatas untuk berinteraksi dengan pelanggan.

Henrik Scharfe, profesor di Universitas Aalborg Denmark, memperkirakan bahwa akan memakan waktu sekitar 40 tahun sebelum masyarakat dapat sepenuhnya menerima pelayan robot sebagai pilihan dalam jasa makanan. Jika perubahan ini terjadi, staf restoran mungkin lebih berfokus pada hubungan daripada operasional, mirip dengan cara staf bank harus beradaptasi dengan pengenalan ATM. Teknologi pelayan yang mirip manusia mungkin masih membutuhkan perbaikan, tetapi perbaikan besar dalam waktu singkat masih mungkin dilakukan, seperti yang terlihat pada perkembangan teknologi komputer dan ponsel. Mungkin teknologi yang tidak meniru pelayan manusia, tetapi menyelesaikan pekerjaan dengan caranya sendiri, akan mendapatkan popularitas. Misalnya, banyak restoran sushi di Jepang yang menggunakan ban berjalan untuk mengantarkan makanan ke pelanggan.

Beberapa pemilik restoran memuji kelebihan robot, sementara yang lain telah kembali ke staf manusia atau restoran mereka terpaksa ditutup karena layanan robot yang tidak kompeten menyebabkan pelanggan tidak ingin datang lagi ke restoran itu. Namun, begitu teknologinya meningkat, robot mungkin terbukti menjadi pilihan yang layak bagi pemilik restoran, dikarenakan robot tidak memerlukan cuti tahunan dan tidak akan pernah sakit - mereka selalu siap bekerja saat dibutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun