Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humor

Politik dan Metafora

4 September 2023   10:07 Diperbarui: 4 September 2023   10:19 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Metafor yang paling lucu dalam politik adalah idiom "akar rumput". Saya kira itu menjadi kalimat yang berpotensi merendahkan si konsituen/pendukung. 

Tentu ini bukan ruang untuk menilisik akar kalimat tadi. (Pernah saya ulas di kanal lain dengan judul politik akar rumput).

Begitu seterusnya dqlam keseharian masyarakat. Metafor dalam bahasa politik semakin genjar. Yang paling mashur adalah "manuver", " bawah tanah" atau mungkin" main mata", musang berbulu domba dan kuda hitam.

Baca juga: Duet A-Min

Dalam pekan ini saja semakin eksis merafor politis tadi. Katakanlah, belok tanpa lampu sen/sign. Akrobat politik. Dansa politik. Menelikung. Dst

Menurut satu studi, bahasa politik dan hukum dianggap level budaya tinggi. Ia tidak bisa langsung dicerna secara simpel. Kecuali untuk hal hal yang praktis dan langsung.

Dalam kaitan ini mungkin metafor diperlukan oleh komunikator. Masalahnya kemudian, adalah apakah metafor itu semata untuk media pemahaman atau sekadar wacana tanpa kesadaran?.

Atau bahkan beberapa metafor bisa menunjukkan suatu pelarian dari substansi,  ketidaktahuan dan menjadi sulit dibuktikan/ditagih: misal kalimat dari pejabat, di kantong saya ada uang 11 Triliun. Wah!

Baca juga: Metafora Sepi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun