Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah dan Industri

21 Agustus 2023   23:18 Diperbarui: 22 Agustus 2023   01:16 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah tidak menjadi industri. Walaupun tetap ada imbalan jasa bagi si pengajar. Tapi tidak jarang juga setiap pengajar adalah orang yang telah freedom" secara finansial. Pengajar lainnya berprofesi ganda.

Sehingga selain dibiayai oleh negara, para guru juga sering memberikan uang saku" bagi para muridnya, mencukupkan kebutuhan mereka.

Sampai di sini, sekolah yang bermula dari guru ke guru, lalu beralih ke masjid dan lembaga publik (formal) terus diwarnai oleh hegemoni yang melingkupinya.

Saat imperialisme Barat dan berkembangkangnya paham sekularisme dan materialisme, serta penjajahan Barat terhadap dunia Islam (juga Indonesia), maka  berubah pula tata nilai sekolah dan citra sekolah di mata masyarakat umum dan di benak para siswa. Dan itu juga memengaruhi para cerdik pandainya kemudian.

Kegelisahan itu kiranya yang membuat tokoh sebesar Ki Hajar mendirikan taman siswa(1922) . Pun dengan sekolah sekolah yang dirintis oleh Muhammadiyah dan lainnya.

Namun agaknya, sampai di era kita sekarang, upaya menghidupkan nilai sekolah yang lepas" dari transaksi ekonomi dalam sistem lembaganya masih jauh api dari panggang. 

Swastanisasi sekolah dan semacamnya bila tanpa orientasi yang luhur,sangat potensial menjadikan sekolah hanya sebagai pabrik", atau setidaknya corong bagi iklan tenaga kerja dan hegemoni kapitalisme yang akut: Sekolah betul betul belum bisa lepas dari iklim industri dan mekanisme" pasar global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun