Sekolah telah menjadi ritus kita. Seakan ia pilihan otomatis. Ada sekolah bayi. Sekolah pra lahir, dst. Katakanlah, mungkin sekolah sudah ada sejak Yunani klasik, 500 SM. Atau setidaknya sejak era dinasti Han, sekitar 141 SM
Di sana orang orang akan berlatih berfikir dan mencerna lingkungan hingga membangun sistematika ilmu. Tentu ilmu yang berlandaskan akal,asumsi asumsi, mitos, dan pengujian (observasi)
Sekolah (yang berarti cara terbaik mengisi" waktu) saat itu tentulah hanya berupa pertemuan dengan tokoh sentral, dialog dan latihan latihan keterampilan: seperti kerumahtanggaan, hingga bernegara.
Sepertinya, sistem sekolah" saat itu tidak terkait dengan transaksi ekonomi. Walau mungkin di beberapa kebudayaan, sekolah bisa jadi berbasis kasta dan perbedaan gender.
Adapun jenis traksaksinya yang nurni hanyalah intelektualitas dan pembangunan martabat manusia. Sebagian mengedepankan akal, sebagian lagi mementingkan fisik, seperti di Sparta.
Falsafah pendidikan Islam yang datang kemudian dengan formalisasi lengkapnya telah menjadi acuan tersendiri bagi kemajuan Eropa secara umum.
Para pemikir muslim tidak hanya mengkaji dan menjembatani metoda Yunani, namun juga melakukan sintesa dengan nilai nilai Islam. Itulah yang dilakukan Alkindi. Alfarabi. Ibnu Sina dst, hingga ke  Ibnu Khaldun.
Saat itu intelektualitas dan spirtualitas (dorongan iman)Â selalu sejalan begitupun dengan sistem sosialnya. Di sini, di era keemasan Islam (Andalus dan Baghdad: abad 7 hingga abad 12), sebutan sekolah" sebagai perwujudan perintah Rabbani. Ia kemudian menjadi bakal sinar peradaban dari yang kita capai sekarang
Belajar dan  menjadi terpelajar adalah bagain dari ibadah: pengabdian. Bahkan belajar menjadi satu kewajiban bagi setiap muslim.
Dalam era ini, politik (sistem negara), kekuatan ekonomi (donatur) dan ahki ilmu berjalan dalam sistem nilai yang sama sehingga menjadi penyangga peradaban Islam, sejak era Madinah hingga Turki Usmani (abad 19).
Sampai sejauh itu, bahkan pada masa Nizamiyah di Banghdad (jauh sebelum adanya harvard), sekolah sangat jauh dari transaksi ekonomi semata.Â