Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah dan Industri

21 Agustus 2023   23:18 Diperbarui: 22 Agustus 2023   01:16 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekolah telah menjadi ritus kita. Seakan ia pilihan otomatis. Ada sekolah bayi. Sekolah pra lahir, dst. Katakanlah, mungkin sekolah sudah ada sejak Yunani klasik, 500 SM.  Atau setidaknya sejak era dinasti Han, sekitar 141 SM

Di sana orang orang akan berlatih berfikir dan mencerna lingkungan hingga membangun sistematika ilmu. Tentu ilmu yang berlandaskan akal,asumsi asumsi, mitos, dan pengujian (observasi)

Sekolah (yang berarti cara terbaik mengisi" waktu) saat itu tentulah hanya berupa pertemuan dengan tokoh sentral, dialog dan latihan latihan keterampilan: seperti kerumahtanggaan, hingga bernegara.

Sepertinya, sistem sekolah" saat itu tidak terkait dengan transaksi ekonomi. Walau mungkin di beberapa kebudayaan, sekolah bisa jadi berbasis kasta dan perbedaan gender.

Adapun jenis traksaksinya yang nurni hanyalah intelektualitas dan pembangunan martabat manusia. Sebagian mengedepankan akal, sebagian lagi mementingkan fisik, seperti di Sparta.

Falsafah pendidikan Islam yang datang kemudian dengan formalisasi lengkapnya telah menjadi acuan tersendiri bagi kemajuan Eropa secara umum.

Para pemikir muslim tidak hanya mengkaji dan menjembatani metoda Yunani, namun juga melakukan sintesa dengan nilai nilai Islam. Itulah yang dilakukan Alkindi. Alfarabi. Ibnu Sina dst, hingga ke  Ibnu Khaldun.

Saat itu intelektualitas dan spirtualitas (dorongan iman)  selalu sejalan begitupun dengan sistem sosialnya. Di sini, di era keemasan Islam (Andalus dan Baghdad: abad 7 hingga abad 12), sebutan sekolah" sebagai perwujudan perintah Rabbani. Ia kemudian menjadi bakal sinar peradaban dari yang kita capai sekarang

Belajar dan  menjadi terpelajar adalah bagain dari ibadah: pengabdian. Bahkan belajar menjadi satu kewajiban bagi setiap muslim.

Dalam era ini, politik (sistem negara), kekuatan ekonomi (donatur) dan ahki ilmu berjalan dalam sistem nilai yang sama sehingga menjadi penyangga peradaban Islam, sejak era Madinah hingga Turki Usmani (abad 19).

Sampai sejauh itu, bahkan pada  masa Nizamiyah di Banghdad (jauh sebelum adanya harvard), sekolah sangat jauh dari transaksi ekonomi semata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun