Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wadah Cahaya

12 Juni 2023   17:31 Diperbarui: 13 Juni 2023   01:29 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagaimana engkau menyiapkan wadah cahaya, selain dengan pasrah dan kerelaan?. Kegelapan yang tampak hanyalah kepadatan di ufuk jiwa. Cahaya menyebar, memecah dan membelah, merasuk ke intiproton dan juga atom.

 Pikiran dan rasa memantik cahaya. Akal dan pengetahuan membuka tabir kesangsian. Para nabi dan risalahnya adalah cahaya. Begitulah tanaman di dekat jendela yang selalu mencondong pada cahaya

Kita menyisir ke tepian zaman paling akhir, saat kebenaran bahkan diragunakan. Hingga condong pada pembenaran rasio semata, relativitas, sinkretisme juga nihilisme.

Baca juga: Wajah wajah Berdebu

Bisakah kita berdiri dan menjadi wadah bagi cahaya dalam kepasrahan dan penerimaan?  

FirmanNya: kalian adalah umat yang satu sebelum adanya perselisihan dan penyimpangan ( oleh tangan  manusia sendiri). Padalah semua keterangan telah dibawa dengan jelas. Dan bukti bukti telah ditampakkan.

Baca juga: Penanda Cahaya

Baca juga: Wajah Ibu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun