Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wajah wajah Berdebu

5 Juni 2023   22:03 Diperbarui: 5 Juni 2023   22:28 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maka tibalah waktu dahsyat yang menghentak jagat hingga semua tersentak. suara suara memekakkan telinga. Seisi dada seakan meledak.

Setiap orang kala itu saling menjauh- menyelamatkan diri. Menjauh dari saudara, teman teman, ayah dan ibunya. Menjauh dari anak dan istrinya.

Setiap diri menyayangkan nasib sendiri. Menyesal dan takut. Hawa panas menyergap.

Baca juga: Wajah Berdebu

Sebagian wajah wajah berseri ceria dan gembira, cerah-tertawa. Sebagian lagi dihempas debu. Hitam dan berat. Merekalah para pengingkar yang durja.

====

*inspirasi Qur'ani versi surat  'abasa(surat ke 80), ayat 33-42.

Baca juga: Wajah Plastik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Wajah Ibu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun