Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problem dan Prioritas dalam Pembelajaran

24 Mei 2023   21:22 Diperbarui: 24 Mei 2023   22:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemarin saya tersadarkan kembali tentang betapa beratnya beban belajar ananda kelas 1 di  SD (swasta) berbasis Islam. Dan termasuk favorit di kota kami dengan program terintegrasi (terpadu)/fullday.

Saya menyaksikan bagaimana repotnya dia menyiapkan diri untuk ulangan bab. Kami selalu berharap agar si adek (bungsu kami) tidak kehilangan motivasi.

 Yah..sepintas tidak banyak materi ujinya, hanya dua bab. Namun, setidaknya ia mesti menuntaskan materi pokok dari hal 100-125. Walau ada diberi kisi kisi, tetaplah persepsi padatnya materi tetap nyata.

Tentu persiapan ananda dibantu ibunda, juga kakaknya yang baru pulang dari ngampus di kota Banda.

Sepintas, secara kurikuler, di tradisi keluarga kami, kami telah membuat prioritas tertentu untuk kompetensi si anak. 

Ada beberapa materi ajar yang boleh" diabaikan sementara,dan fokus pqda bidang yang ia minati. Ada beberapa materi yang boleh saja mereka tidak tahu/paham.

Namun kasus di atas menjadi beban pikiran, karena kelasnya sudah mengikuti program sekolah merdeka. Semestinya perihal beban ajar ini juga sudah selesai didiskusikan/disampaikan ke ortu/sudah disiasati oleh sekolahnya. Sehingga pihak sekolah dan ortu bisa saling memahami dan memberi suport. 

Kasus di atas sekaligus menjadi bagian kecil dari gunung es problem pembelajaran  di sekolah kita dan prioritasnya bagi perkembangan belajar siswa.

Apa lagi bila dikaitkan dengan pembelajaran diferensiasi, tentu kejadian di atas bertolak belakang, karena capaian dan evaluasi siswa disamakan semua.

Padahal sejatinya, memang berbeda antarsiswa, baik dari segi waktu dan penguasaan materi serta penerapannya.

Untuk itu bagi kami selaku ortu dan sekaligus mengampu materi ajar di sekolah, sangat penting menyusun suatu prioritas kompetensi satuan sekolah,  dan menyesuaikannya dengan perbedaan minat siswa serta seberapa waktu yang diperlukan. 

Baca juga: Pembelajar

Dengan harapan agar daya belajar si anak tidak terkuras dan habis" untuk hal yang belum tentu penting/mendesak bagi kehidupannya/pengalamannya sehari hari. 

*konsultan pendidikan untuk Albanna international college Aceh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun