Beberapa pakar akhlak dan pemikiran Islam sering merangkum bahwa ihsan adalan implementasi  makna ilmu,iman dan amal sekaligus.
Selain dengan komponen ihsan tadi, takwa juga  terinstal dalam sikap adil. Sikap adil termasuk yang paling dekat dengan karakter takwa.
Yaitu adil yang utuh untuk kepentingan hak hak hak diri, sosial/lingkungan  dan Tuhannya (Allah SWT).Â
Suatu sikap yang tidak terlalu ekstrim" dalam ibadah (walau ada contoh sahabat yang seperti ini) dan tidak pula terlalu longgar sehingga berkesan memudah mudahkan ajaran Islam.
Adapun perangkat inti dari komponen yang telah disebutkan di atas, sikap furqan. Kemampuan dan ilham dalam diri seseorang  untuk membedakan antara hak dan batil.Â
Serta kemampuannya untuk selalu terbimbing dalam pancaran ketuhanan. Sehingga setiap pilihannya akan selalu efektif dan bermakna untuk dunia dan akhiratnya.
Komponen praktis:
Pola instalasi takwa sering direfleksikan secara umum dengan sifat taktis sebagai berikut: yaitu beriman kepada yang ghaib (Allah, malaikat, barzakh, mahsyar dst…),menegakkan shalat, berinfaq (termasuk.zakat) dan beriman pada Nabi Muhammad (Alquran) dan wahyu wahyu yang telah diturunkan kepada nabi nabi sebelumnya serta yakin terhadap adanya hari kiamat.
Bila poin di atas seakan begitu umum, maka di sebagain ayat lainnya dalam Alquran merincikan sikap dan komponen praktis si pribadi takwa. Yaitu, yang berinfaq dalam kondisi sempit dan lapang. Mereka yang menahan amarahnya saat ia mampu melampiaskannya.
Adapun sikap mereka lainnya adalah  sangat pemaaf/penyantun terhadap manusia. Sehingga mereka juga diidentikkan dengan sifat muhsin (berprilaku ihsan seperti uraian awal di atas).
Terkait ibadah puasa ramadhan yang sudah di penghujung ini, kira dapat membentuk instalasi takwa kita dalam kehidupan pribadi,ritual dan sosial.