Instalasi Takwa
Disebutkan dalam potongan syarah Arbain Annawawi bahwa takwa merupakan saripati pesan abadi dan bagian utama ajaran nabi nabi.
Dalam  ayat awal Al Baqarah dan  seruan pertama kepada manusia adalah terkait urgensi takwa.
Terkait dengan ibadah puasa, yang juga terkorelasi dengan ajaran takwa, maka puasa tersebut menjadi perangkat instalasi takwa yang paling pokok.
Bila puasa secara makna adalah menahan diri, maka takwa secara bahasa adalah memelihara diri, menjaga dan menghindar.
Sehingga keduanya menjadi ikatan yang penting. Secara psikologis, puasa menghidupkan (menginstal) kesadaran dan rasa muraqabah (pengawasan) sehingga menghasilkan sikap tunduk dan kehati hatian.
Komponen instalasi:
Dari poin dasar di atas, yang menjadi komponen instalasi takwa yang membuahkan ketaatan adalah kesadaran tauhid dan  sikap ihsan.
Hal itu mencakup aspek tujuan dan makna hidup serta orientasi kita dalam merealisasikan harapan harapan dan cita cita selama di dunia, menuju akhirat. Maka sering disebut bahwa takwa adalah sebaik baik bekal.
Kesadaran paling inti adalah ketika jiwa seseorang tercelup oleh keislaman dan ketundukan pada prinsip prinsipnya. Kesadaran berislam ini merupakan level mendasar dalam mencapai puncak ihsan. Yang kemudian membangun karakter takwa.