Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rakus

10 Maret 2023   21:01 Diperbarui: 10 Maret 2023   21:03 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam satu kajian lesehan di maiyahan yang dikelola orang orang yang menjadi bagian Indonesia. Atau sebaliknya, Indonesia telah menjadi bagian mereka.

Mereka duduk bersama dan membaca peristiwa peristiwa batin dan sosial sambil tertawa dan atau menyimpan sedih sendirian.

Maiyahan mengajarkan kesetaraan yang proporsional. egaliter yang sepadan. Tokoh tokoh datang dan pergi. Tokoh tokoh hadir dan kadang berceloteh bersama dalam perkumpulan yang menyatukan rasa dan akal.

Maiyahan menjadi menenangkan. Mampu menyublim gejolak dari arus bawah karena mereka menemukan wadah.

Dalam wejangan maiyahan tersebut lah istilah Badan usaha milik negara. Yang disentil menjadi Badan usaha milik pemerintah.

Sehingga dari paradigma ini muncullah individu individu rakus yang merasa bahwa sebagai elit/pejabat ia berhak memiliki semua dan semaunya tanpa takaran yang berketuhanan.

Sayangnya...pejabat level itu tak akan sanggup duduk di maiyahannya Cak Nun.

Maka wajar kala  Cak Nun menyinggung kekuatan firaun dan haman dalam skala kebangsaan kita.  

Dan siapakah yang akan memenjarakannya kemudian?

Tak ada...sebab di maiyahan setiap.rang bebas mengungkap gejolak penderitaannya yang tak ditampungboleh negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun