Bulan sepi menginap di kepala
membawa cerita kota yang lapuk
debu debu telah berkumpul
menjadi jubah para pelancong.
Aku sendiri menyusur lorong
lorong kecil yang menembus
cahaya kecil
dari sisa bulan perak
di atas kepala bulan masih sepi
angin bergerak pelan, bergetar diantara tulang kaki, menghitung jarak-tempuh
untuk bisa memelukmu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!