Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dia Mencari Bulan ke Kota

27 Agustus 2022   20:02 Diperbarui: 27 Agustus 2022   20:03 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia, seseorang yang ingin terlunta, mencari bulan di kota. Catatan tentang bulan sudah ada di kepala  sejak ia duduk di SMA.

Bulan adalah penghias malamnya, kadang menjadi mimpinya yang tersimpan hingga pagi. 

Dan ia terlunta di kota. Dari halte ke halte. Dari emperan toko ke jembatan. Dari bilik bilik hotel dan gedung gedung kumuh.

 Lalu ia menetap di bawah jembatan. Jembatan yang tak sama dengan yang di pikirnya.

Orang orang telah menjadi awan, pikirnya. Kesibukan kota telah mencabik suara batinnya. Sungai sungai menjadi liar,rasanya.

Dan ia masih mencari bulan,  arah pencariannya. Kebahagiaan yang belum ia serap. Ia kira bulan ada di kota. 

Atau ia mesti menghidupi pikirannya sendiri? Agar bulan menampakkan cahaya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun