Kami berangkar malam malam. Saat langit begitu gelap. Tak ada bintang. Dan hanya bulan yang kecil. Ada angin dermaga yang tipis. Aku melihat ayah mengendalikan kemudi kapal.Â
Kami memuat segala kebaikan. Pakaian, makanan, Â sayuran, minyak solar, dan semua keperluan warga pulau seberang. Mereka menjaga menara suar.Â
Kapal menyemai ombak kecil kecil. Malam terus  merayap. Suara mesin begitu berat di telinga. Berada di gladak kapal seperti melihat bentangan hitam,  dan beberapa kerlip lampu kapal lainnya di kejauhan.Â
Pagi di tepi pulau. Skoci diturunkan. Bening tepi laut begitu asli. Di sana, sederet pulau pulau kecil melambai. Seperti membawa sepi selama ini.Â
Sebelumnya, jelang tiba di pantai ini, ada ikan ikan terbang berkejaran diantara pecahan ombak. Aku menangkap impresi itu. Suatu attraksi yang menarik, yang tak kudapat di daratan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H