Dayah, Penyangga Pendidikan Islam di Aceh
====
Dayah merupakan jenis lembaga belajar agama Islam di Aceh. sebagian besar dayah di Aceh terdaftar sebagai lembaga formal dan mendapat persamaan hingga jenjang Aliyah (tinggi)/ ma'had Ali.
Secara tradisionil, Â belajar ke dayah sebagai bekal dasar pengetahuan agama si anak. jenjangnya bisa bertingkat. umumnya sama dengan tradisi pesantren di Jawa. dari kelas satu hingga kelas tujuh. atau bahkan sembilan dan sebelas.Â
Dayah ini sudah ada sebelum Belanda datang menjajah Indonesia. Kabarnya, dayah tertua ada di Darussalam Aceh Selatan dan mudi mesra Samalanga Bireuen.
Lebih khas lagi, Â di Aceh ada badan yang dibentuk khusus menaungi dayah. ialalh Badan Dayah. Walaupun dayah tetap merujuk pada SK dan administrasi versi kementerian agama RI.
Agaknya modernisme tidak mengerus tradisi dayah secara falsafi. sebagian dayah lebih beradaptasi dengan model terpadu dan model dayah modern, tanpa menghilangkan tradisi dayah, Â seperti kitab kuning. dayah model ini biasanya mahal, hanya sebagian yang bersubsidi.
Namun, Â beberapa dayah tertentu, tetap mempertahankan tradisi kemurniannya, tidak berafiliasi ke kelas formal (sederajat smp dan sma). Program pendidikannya pun relatif lebih murah.
Umumnya para santri memang disiapkan untuk menjadi alim dan ulama di kemudian hari. mereka bisa lanjut belajar ke Timur tengah, atau sekadar ke Jawa, Â lalu mendirikan dayah yang baru.
Dayah Berbasis Tahfizh Alquran:
Sejak satu dekade akhir ini,  banyak pula dayah berbasis Alquran, pengajaran Alquran dan menghafalnya.  sambil tetap mendapatkan belajar kitab dasar fiqih, akhlak dan tauhid serta bahasa arab dan  tajwid.
Sebagian dayah bertipikal modern, mengaitkan programnya dengan entreprenuer, Â skill digital, pertanian dan lainnya. ada yang berjenjang tiga sampai 6 tahun.
Bagi dayah yang khusus Tahfizh Alquran, mereka biasanya melesaikan hafalan selama dua tahun, Â mengulangnya di tahun ketiga sekalgus ujian besar, Â setelah 40 kali uji dan ulang. Barulah mereka lanjut ke fase menjadi alim memperdalam ilmu agama Islam murni atau menjadi profesional dengan mengikuti kuliah formal, bahkan ada yang menjadi TNi dan Polisi.
Bagi yang kelak sebagai profesional (umum, non ulama), Â biasanya mereka mendaftarkan diri di sekolah terbuka dan sejenisnya hingga tak mengganggu pendidikan formal di dayah.
Sebagai tambahan, Â rerata dayah di Aceh telah terakreditasi dan mendapatkan nilai A plus, Â A, Â B dan C dengan kriteria dan kelebihan masing masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H