Banyak studi menunjukkan bahwa bahwa anak dalam kategori underachiever ini berpotensi baik dalam mengembangkan dirinya. Memiliki bakat, namun pencapaiannya rendah
Catatan kerja Utami Munandar, juga mengarah pada upaya memahami kemungkinan anak dengan sebutan ini. Dalam studinya, Â diperkirakan 15% hingga 40% anak berbakat menjadi underachiever.Â
Bisa jadi anak, atau individu dalam level apapun, Â yang terkategori underachiever merupakan anak berbakat khusus, Â yang tidak mendapatkan porsi pengembangan diri dan lingkungan ideal untuknya
Atau disebab adanya, Â kendala kendala personal, Â seperti stress dan persepsi diri, termasuk motivasi internal, trauma dan seterusnya.Â
Di sekolah dan dunia kerja, banyak kita jumpai model ini. Mereka berpotensi unggul, Â tapi faktor dukungan dan pengendalian diri serta program bantuan perlu digalakkan dan mendapat perhatian khusus.Â
Terutama apabila, Â penyebabnya adalah karena gangguan minat dan percaya diri, maka seperangkat materi ajar dan kondisi lainnya mesti ditinjau kembali sesuai minat khusus dan spektrum bakatnya yang lain. Sehingga waktunya tidak habis percuma dan kompetensinya terus meningkat.
Gerakan sekolah proyek dan pendekatan merdeka" serta kontekstualisasi pembelajaran, diharapkan dapat memperkecil si underachiever dalam masyarakat kita yang berubah sangat cepat.Â
====
Ket: untuk Albanna Internasional college aceh. Pengembangan SDM&Konsultansi Pendidikan Islam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H