Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu Kota

5 April 2022   01:57 Diperbarui: 5 April 2022   01:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu kota mencari anaknya. Dia telah menyiapkan semua hidangan. Senja yang jinak dan pagi yang merekah. Malamnya adalah mimpi yang membakar lemak. 

Ibu kota tak bisa tidur. Kepalanya disusun di atas semua kehidupan. Jaringan saraf yang padat dan sibuk. Lapar dan dahaga. Kaya dan miskin berlomba membuat imaji sukses. Gambar gambar yang aneh di jagat digital dan televisi. Iklan iklan yang begitu massif, membela hasrat membeli. 

Apakah ibu kota akan mati tanpa tiang tiang besi dan atap beton? 

Entahlah... Salam kepada ibu, kotamu! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun