Meugang, Tradisi Ratusan Tahun di Aceh
=====
Meugang di Aceh sudah mengakar kuat dalam kultur masyarakat. mereka mensiarkan tradisi meugang ini sejak ratusan tahun yang lalu.
Konon, Â sejak Kesultanan iskandar muda, abad 18, disebut juga sejak awal masuk Islam di Aceh sekitar 7 sd 11 Masehi
Pada masa itu para sultan dan pejabat kesultanan, serta saudagar, Â memberikan daging kepada masyarkat pada waktu waktu Istimewa dalam Islam, Â utama pada jelang Ramadan, Â Idulfitri dan Idul adha.
Kebiasaan ini terus berlangsung sampai sekarang. Tetapi sudah menjadi tradisi antarwarga dan keluarga. pemerintah umumnya memfasilitasi dari segi tempat, pemeriksaan hewan (sapi dan kerbau) Â dan penentuan harga serta waktu agar tertib.
Waktu meugang biasanya dua hari sebelum masuk Ramadan atau lebaran. budaya ini juga menjadi warna khas di kantor, Â dengan sebutan bonus uang meugang.
Masyarakat menikmati suasana ini dengan keakraban bersama keluarga, berbagi kepada orangtua dan mertua.
Bagi yang berjauhan dan tidak sempar bertemu, Â biasanya mengirimkan uang meugang saja untuk dibelikan daging dan dimasak dengan khas Aceh atau khas nasional.
Seingat penulis, Â di daerah sebelahnya, Medan, Â dalam tradisi melayu disebut hari motong, Â dengan keadaan yang sama, masyarakat membeli daging pada hari tertentu dalam agama Islam sebagai bentuk kegembiraan dan rasa syukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H