Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Serba-Serbi Sekolah Kuttab

20 Maret 2022   21:02 Diperbarui: 20 Maret 2022   21:12 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah Diniyyah Muhajirin Medan Labuhan. Tempat awal menimba ilmu agama Islam/disebut Maktab/kuttab era 80-90an. Dok. MD Muhajirin.

====

Peradaban Islam memberi banyak jejak pada perkembangan dunia modern yang kita kenal sekarang.  Konon,  Kampus sekelas Harvard,  mengambil metoda penjurusan dan formulasi dari Sekolah Nizamiyah di Baghdad era Imam Alghazali.

Kata "college", dipetik dari kata kulliyat,  yang mengacu pada sistemasi studi pendidikan.

Namun,  imperialisme Barat dan skularisasi serta kejumudan pendidikan Islam telah mereduksi semua capaian itu. Beberapa studi klasik-murni masih bertahan dan relevan dengan tuntutan zaman dengan beragam perspektif.  katakanlah pada Ulum Syariyyah, yang menjadi pokok pendidikan Islam secara utuh.

Dalam pada itu,  perkembangan pendidikan modern telah memuat peta studi dan mata ajar yang begitu padat,  waktu yang terbatas dan skala lainnya.

Dampaknya,  bukan hanya menjadikan dualitas pendidikan,  bahkan menjadi tigalitas pendidikan. Misal,  pendidikan Islam dengan muatan ajaran murni pada kitab kitab klasik/kuning, pendidikan umum masyarakat muslim denga metoda pendidikan agama Islam (PAI) /belakangan ditambah budi pekerti,  seakan dalam Islam tidak diajarkan budi pekerti. Lalu,  pendidikan madrasah" yang memadukan pendidikan Islam-umum (istilah yang lazim digunakan).

Dari proses dan tahapan ini saja,  sudah memakan waktu dan pikiran.  Belum lagi pada kenyataan,  adanya sebutan Sekolah Islam,  sejak tahun 1998 di Indonesia, dengan integrasi kurikulum Islam sesuai keperluan sekolah/nilai lokal.

Metode Kuttab:

Menurut lintasan literatur penulis, metoda Kuttab,  sebagai formulasi dasar dalam pendidikan Islam yang asli.

Ada yang menyebut bermula sejak era Umayyah,  4-7 H. Model ini berkembang dari Rumah rumah guru,  secara personal lalu beralih ke masjid dan menjadi lingkungan belajar yang umum/madrasah, sekolah untuk melatih kecakapan hidup: setelah  memahami dasar agamanya secara mantap hingga awal baligh.

Secara teknis,  sekolah kuttab/dulu disebut maktab:tempat belajar awal  membaca dalam tradisi Islam. Alquran, hadis,  bahasa Arab dan hukum dasar Islam secara praktis.

Jadi dalam sekolah Kuttab, mengacu pada skill inti,  membaca Alquran,menulisnya, menghafal, bahasa Arab dan fikih ibadah, akhlak, hadis dan tauhid.

Penulis mengalami metoda ini 5 tahun sebelum tamat SD umum tahun 1990. selain ada juga pendidikan dasar Alquran di  rumah sebelum masuk sekolah kuttab/maktab ini. Dasar di awal ini mempermudah penulis saat mendalami ilmu di pesantren yang modern versi Gontor Darussalam (terpadu).

Belakangan,  di beberapa daerah dalam tradisi Islam,  metode kuttab ini bertrasnformasi menjadi Madrasah Diniyyah: memang agak berbeda secara filosofis dengan madrasah ibtidaiyyah, seperti ulasan ringan di atas.

Beberapa daerah seperti Aceh, ada balai dan dayah dengan jadwal dan waktu tertentu,  tapi tanpa sebutan kuttab.

Bagi yang ingin memurnikan kembali keaslian ajaran Islam,  dengan mengkopy paste tradisi awal Islam,  mereka bisa mengawali dari sekolah Kuttab ini secara formal atau semi formal. 

Lalu berkembang menjadi madrasah/melatih skill hidup, kemudian masuk ke sekolah tinggi/ Jamiah/universitas/kulliyyat pada studi khusus dan pengembangan profesi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun