Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Analogi yang Dangkal

24 Februari 2022   18:32 Diperbarui: 24 Februari 2022   19:21 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analogi yang Dangkal

****


seorang pembesar berdalih
untuk menguatkan pentingnya harmoni
dengan penertiban suara azan
(mungkin sekarang menertibkan suara,  entah 20 tahun lagi),


hingga keluarlah putusan
yang membatasi
agar nyata wujud toleransi
di setiap aspek hidup anak negeri.
akhirnya dia beranalogi, mungkin di pikirannya muncul suara menggonggong
sehingga suara itu dia bandingkan
dengan suara azan yang tidak ditertibkan
yang terasa "mengganggu,  seperti suara binatang yang menggonggong itu.

pembesar kita adalah representatif pikiran rezim, sehingga nalar dan narasinya yang dangkal menununjukkan
lemahnya konsep rezim dalam membangun masyarakat,  alih alih mencapai visi revolusi mental dsb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun