Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puisi Ekspresionis, Secuil Pengantar

17 Februari 2022   12:09 Diperbarui: 17 Februari 2022   12:15 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi Ekspresionis

*****

Puisi apa yang paling melekat di benak kita?  siapa pengarangnya?. Banyak variabel untuk mengukur jawaban itu. pengalaman si pembaca juga memberi pengaruh pada ingatannya terhadap puisi. Semakin kuat ekspresi itu ditampakkan, semakin kuat pula efek yang diterima oleh khalayak.  

Umumnya setiap puisi adalah suatu yang ekspresif, cara penyair mengungkapkan diri dan pengalamannya untuk memberi alternatif makna ataupun pengertian.

Namun,  puisi ekspresionis (me) lebih menitik-beratkan lagi daya ekspresi dan sugesti yang dimunculkan dalam struktur batin dan fisiknya.

Secara fisik,  struktur puisi ekspresionis adalah bebas,  tidak terikat dan sangat variatif dalam tipologis. termasuk baris pada bait bait,  tanda baca dan lainnya.

Adapun secara batin,  struktur dalam" pada puisi,  terasa lebih dinamis,  agresif,  menggelegak,  menggebu,  heroik,  penuh semangat atau kebalikan dari semua itu.

Di antara penyair dengan puisi ekspresionis adalah,  Chairil Anwar, Rendra dan Sutardji, serta sebagian dari karya Amir Hamzah juga ekspresionis dalam arti yang lembut,  khusuk dan pasrah.

Dalam puisi ekspresionis,  penyair secara murni mengungkapkan isi pengalaman batin dan penghayatannya terhadap peristiwa serta pandangan pribadinya. Si penyair tidak mendeskripsikan peristiwa itu,  tidak membangun impresinya,  ia hanya mengungkapkan luapan pikiran dan hatinya:

Contoh:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun