Dokumen Pikiran
(refleksi 6 bulan di Kompasiana)Â
*****
Pada awalnya pikiran pikiran ini, Â jika bisa disebut begitu, hanyalah sekumpulan burung burung kecil yang bebas beterbangan di keluasan hutan, Â hinggap di dahan dahan sambil bersiul menikmati harmoni.
Banyak rupa pikiran yang bisa didokumentasikan, Â karena pikiran adalah entitas yang hidup, Â siklus listrik dan gelombang cahaya yang terpelihara, Â maka pengalaman statis tak dibutuhkan oleh pikiran. dia butuh impresi dan tautan tautan yang baru dan relevan secara konstan.
Maka pengalaman dan peristiwa dinamis, Â pahit dan manis, Â binasa atau abadi perlu direkam dan didokumentasikan.
Tanpa dokumen, pikiran pikiran itu akan selalu menjadi burung burung kecil yang hinggap sebentar dan menghilang.
Semua capaian peradaban kita, kemutakhiran kita, Â merupakan bagian dari pikiran pikiran yang terdokumentasikan, Â secara manual, teknikal dan digital.
Dan satu yang sering dilupa, Â
pikiran pikiran itu dan seluruh dokumennya yang halus melampaui atom selalu direkam dalam suatu Server Besar yang Abadi:
(semua yang tersimpan di dada/dari lintasan pikiran akan ditampilkan ulang, Â wa hussila ma fissudur).
Salam abadi untuk semua sahabat dan rekan K. Ners.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H