*****
Dialek material kita menyebut spirit
sebagai semangat yang menggerakkan, mungkin semakna dengan spiritus yang bisa membakar.Â
darinya emosi menjadi hidup
dan menggapai satu tingkatan
di atas badan. Serta teguh dalam tekanan.Â
Para penempuh selalu percaya
dan begitu adanya, bahwa spirit merupakan realitas yang tak tampak,
tapi wujudnya ada, mengaliri kesadaran,  menguatkan impresi tentang  hakikat keberadaan,  dan itu tidak cukup sebagai gagasan. tidak cukup hanya menjadi ajaran spiritualitas.
Spirit butuh ikatan asal dan buku pedoman guna mencapai kemurnian dan keselarasan.
Spirit bukan semata ajaran falsafi
dalam takaran akal, ia tidak hanya menampung ilham dan inspirasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H