Penyair yang Mulia
******
Dalam Kalam Mulia si penyair disebutkan, bahkan menjadi bagian dari nama surat, tentu itu bukan kebetulan
sebab, Â era Alquran diturunkan
seluruh jazirah tergila dengan suara
dan diksi penyair.
Mereka menggunakan syair dalam kesombongan, cacian, Â kecabulan dan maksiat. selebihya untuk menjilat dan merendahkan martabat sesama, atau sekadar berbangga bangga.
Telah berselang ribuan abad, tiada yang dapat membuat sepotong ayat menyerupa Alquran, awalnya mereka menyangka bacaan Mulia itu hanya rekaan Muhammad (saw).
Padahal sedari kecil mereka mengenalnya, dan tak pernah sebait syairpun keluar dari mulutnya. bahkan Sang yang Jujur, Â adalah gelar yang mereka berikan sendiri.
Namun syair syair tetap mulia
selama bukan keluar dari lembah dusta.
Orang orang  musyrik di Mekkah pernah membayar penyair terbaik untuk menghina Muhammad.
Maka Tuhan mencela mereka dan Hanya memuliakan syair syair yang keluar dari penyair  beriman dan mencintai kebenaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H