Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemabuk Rindu

29 Desember 2021   22:45 Diperbarui: 29 Desember 2021   22:48 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pemabuk Rindu

*****

waktu waktu telah dihimpit sempit
penat ragawi mengait ngait
bulan ingin digamit
pada malam sekelumit.

risau dan kacau memicu gerah
arah arah telah terbelah
jadi jarak ke ujung lengah
malam jadi payah
bulan seperti jatuh.

bulan menimpa si pemabuk,
terhuyung dalam bayang yang lapuk
segala kecamuk mematuk matuk
di matanya sisa rindu yang kabur berlabuh.

(baca juga : psikologi rindu https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61619cfa24da9269e0411613/psikologi-rindu )

dia membawa tubuhnya
membawa semua dari tubuhnya
lelah dan pahit. gairah dan duka
isi tubuhnya sinyal sinyal menyala
rindunya seperti deretan tirai cahaya

mungkin dia terlena
terjebak pada mabuknya
dan jeratan dunia melilit di kakinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun