Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Platonik

16 Desember 2021   20:57 Diperbarui: 16 Desember 2021   21:16 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu Platonik
*****


aku menjumpaimu malam ini
kamu diam.
kenapa kamu diam
diam adalah seni paling sulit katamu saat itu. entah sejak kapan engkau suka filsafat, atau ini laknat?

tapi malam ini engkau begitu diam. penuh diam. sangat diam. tanpa batas imaji
tanpa metafor yang bisa kubaca kembali
saat engkau berbalik, atau saat aku kembali lagi.

oo, mungkin ini salahku.
atau salah si sepi yang jauh.
ingat ya, sepi. bukan sofia itu.

aku jadi tak tahu mau bilang apa
diammu adalah ketakutan
lebih hebat dari hujatan
puluhan gelombang di laut lepas.
aku seperti kandas bila engkau diam. betul betul kandas, bahkan bagai dihimpit beribu Kg batu.

ataukah, diam bukan hanya seni
tapi juga jebakan dari ketakjuban
yang lain. atau diam juga jawaban. maksudku, seni menjawab, walau kadang tidak selalu efektif.

(baca juga. Psikologi Rindu  https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61619cfa24da9269e0411613/psikologi-rindu  )

oh,  ya, begini saja, kalau kau ingin berkata sesuatu katakanlah!, :
bukan dengan bunga atau puisi sapardi dan chairil. 

tapi katakan dengan sebiji  hati yang engkau titipkan di sudut jendela pada waktu yang lembab, sebelum semua jadi kemarau. betul betul kemarau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun