*****
mata pisau itu tak berkejap menatapku;
kau yang baru saja mengasahnya
berpikir: ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam:
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu.
1971
Sapardi Djoko Damono
Dalam Buku: Hujan Bulan Juni -- Sapardi Djoko Damono
Penerbit: Grasindo//@normantis2021
Catatan Kecil tentang Teknik dan Interpretasi
1// pengantar:
Sebagai sebuah judul sajak, "Mata Pisau" (Buku Kedua Sapardi) merupakan sajak pendek berbentuk prosais atau naratif yang hanya terdiri atas satu bait dan merupakan satu kalimat yang dipenggal menjadi enam larik.
Seno Gumira Aji Darma (Basis, Edisi XLIV/No.2, Februari 1995) dalam artikelnya "Kau Takkan Kurelakan Sendiri" menyatakan bahwa sajak "Mata Pisau" berbicara pada logika dan menggiring nalar kita, untuk nantinya dikejutkan oleh sesuatu yang tak sempat terpikirkan oleh kita. Â
Yaitu, saat kita tak sempat berjaga-jaga bahwa mata pisau itu ternyata  "berkilat ketika terbayang olehnya urat leher kita".Â
Memang, Â Eyang Sapardi senang sekali menghidupkan benda-benda mati, tanaman, dan alam. Mereka bisa berpikir, saling kenal, kadang terjadi konflik-pokoknya di luar dugaan.
2// Daya Ungkap itu Penting
Saya selalu suka membaca semua puisi Eyang, utama yang pendek dan naratif-realis, surealis. Secara pribadi, puisi Eyang sangat imajinatif, jinak , edukatif dan jenaka.Â
Kata Eyang, sekali waktu, tugas penyair, diantaranya menghidupkan ungkapan baru, menambah khazanah kebahasaan:itulah fokus beliau dalam berpuisi/sajak.
3// interpretasi
Dari puisi Mata Pisau di atas kita bisa melihat, merasakan permainan fantasi dan seni kata  Eyang Sapardi. Puisinya itu bisa menjadi hiburan/keindahan, sekaligus ironi bahkan ketakutan.
Diantara yang mungkin dari makna " mata pisau" itu adalah: hal hal tak terduga yang bisa menimpa siapa saja. atau kilatan sang "pengintai maut" yang selalu siap setiap saat. Atau ianya "niat" buruk seseorang akan kembali ke dirinya.Â
semua makna dan tafsir" dasar itu bisa bebas kita resapi menurut kedalaman penghayatan masing masing. plus mencari latar bagaimana situasi saat puisi di atas diciptkan Eyang, sehingga semakin mudah memaknainya.
Salam selalu. Tks.
BACA JUGA: https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/610227ff06310e2376683372/puisi-sapardi-dan-sebait-hujan
Perhatian:
sebagian kecil catatan diambil dari ensklopedi.kemendikbud.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H