Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cafe Cafe di Tubuh Malam

27 November 2021   22:44 Diperbarui: 27 November 2021   22:56 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oh....cafe cafe yang tumbuh di tubuh malam. muncul bagai cendawan setelah pandemi terlewatkan, di antara pagar syariat yang masih dipegang erat. tapi, kehidupan dan waktu adalah ujian. tentu seakan kehidupan adalah milik kawula muda.

oh...cafe dan warung modern-minimalis yang meriah. tanpa rembulan. di pinggir pinggir jalan. di bawah lampu lampu kota.

di sebelahnya, beberapa puluh meter di sebelah sana, deru ombak dan suara laut mengintai: dan luapan ganas 17 tahun silam itu masih melekat, masih hangat di ingatan.

Setelah tengah malam, semua jadi bayangan. kisah kisah akan disimpan. luapan gairah dan obsesi akan dibentangkan esok, atau pekan depan:
di cafe cafe, di pinggir jalan, tanpa rembulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun