"Dalam pandangan Pical, kejadian Gawai Kepanasan, sebagai dominasi budaya pop dan teknologi tinggi yang digandrungi generasi muda sekarang".
*****
Puisi Pak Pical yang berjudul "Gawai Kepanasan", menjadi perlambang dari fenomena sosial kita pada era teknologi tinggi. Puisi itu terbit di Kompasiana tadi pagi.
Pilihan diksi, gaya dan nada dalam puisi itu mengundang rasa untuk sedikit mengulasnya, sebagai upaya tradisi yang baik dalam mencerna dan berapresiasi.
Pical mengawali dengan kalimat spontan dan langsung,"generasi multitasking..........", yang serba tertutup saat gawainya terbuka, walau hatinya terbuka
Sayangnya, saat gawainya tertutup hatinyapun ikut tertutup. artinya berasa semua hampa tanpa makna, hilang bahagia dan pesona. gawai telah teramat mengikat hati si generasi muda.
:sedang inderanya tetap terbuka.
Puisi satir umumnya memang disampaikan langsung, spontan dengan bahasa lugas/santai. Diksi diksi yang dipilih Pical pada bait selanjutnya adalah bahasa lugas, mudah dikenal, dengan sedikit pertimbangan pada diksi yang tidak ketat.
Biasanya, satir ditujukan kepada penguasa zalim, atau setidaknya pada kondisi yang mendominasi. Dalam pandangan Pical, kejadian Gawai Kepanasan, sebagai dominasi budaya pop dan teknologi tinggi yang digandrungi generasi muda sekarang.
Kecenderungan ini mungkin menggelisahkan si penyair,tentang sikap santun, disiplin kerja dan belajar yang bisa terabaikan, sehingga menjadi generasi abai kelas kakap yang multitasking.
Pesan Pical, berilah pemuda nasihat dan ajak bersosialisasi langsung saat sinyal internel lagi drop, saat Gawainya Kepanasan", saat itu, si generasi muda sudah siuman: mencari arus listrik untuk mengecas dan sibuk sana sini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI